JAKARTA – Perusahaan pembiayaan yang berani melihat
peluang pertumbuhan bisnis dengan meringankan tenor kredit untuk
pembelian komputer. Misalnya dengan memperpanjang tenor pembayaran bisa
sampai dengan 36 bulan dengan suku bunga yang lebih terjangkau sehingga
masyarakat bisa memiliki komputer dengan 100 ribuan sebulan,
Hal ini diutarakan Direktur Marketing Intel Indonesia Corporation Hermawan Sutanto, Jumat (10/12/2014) terkait dengan program Intel untuk mempercepat penetrasi PC
Seperti diketahui memiliki PC juga
semakin susah karena lembaga pembiayaan masih menerapkan suku bunga yang
belum terjangkau, di kisaran 35% hingga 40% per tahun. Selain itu, bagi
masyarakat kebanyakan, mendapatkan kredit juga bukan perkara mudah.
Tingginya bunga kredit ini jelas memberatkan kreditor. Apalagi rerata bunga kredit bank saat ini hanya 12%. Bunga ini juga masih lebih tinggi dari BI rate yang cuma 7,5%.
Dengan spread mencapai puluhan persen seperti itu, “Saya melihat lembaga multifinance perlu melihat peluang bisnis, dengan menurunkan bunga pinjaman, profit mereka memang akan sedikit berkurang namun volume permintaan justru akan meningkat, jelas ini bisa mendorong pertumbuhan bisnis pembiayaan lebih menggeliat,” ujar Hermawan Sutanto,
Bentuk pemanfatan peluang, ujar Hermawan misalnya, memberikan kemudahan akses kepada masyarakat melalui skema pembiayaan kredit mikro. Ini penting, mengingat skema kredit seperti ini pembayarannya lancar. Selama ini, non performance loan (NPL) alias kredit macet, hanya di kisaran kurang dari10%.
Sementara Muhammad Firman, Technical Public Relation PT Asusindo Servistama, vendor yang menjual produk-produk teknologi informasi (TI) bermerek Asus di Indonesia, mendukung dengan langkah Intel.
Dia melihat, Intel memang sangat agresif dalam meningkatkan penetrasi PC, notebook, tablet dan smartphone di masyarakat. “Sebagai salah satu mitra di industri ICT, kami sangat mendukung apa yang dilakukan Intel,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Jumat (22/11).
Menurut Firman, sejatinya bunga kredit pembelian ICT juga semakin rendah, bahkan sejumlah lembaga pembiayaan dan bank yang mengeluarkan kartu kredit menawarkan cicilan dengan bunga nol persen. Masalahnya, kredit murah seperti itu belum menjangkau masyarakat kebanyakan karena tidak semua orang memiliki kartu kredit.
“Mungkin kalau ada kerjasama dengan instansi pemerintah atau koperasi, misalnya, tentu fasilitas kredit komputer lebih terjangkau ini bisa lebih dapat dimanfaatkan secara lebih luas oleh masyarakat,” ujarnya
Penjualan produk komputer tercatat hingga akhir tahun 2013 diprediksi menjadi sekitar 6 juta unit. Meski cukup besar, ternyata penetrasi komputer di Indonesia hanya berjumlah 15 juta unit atau baru sekitar 5% dari 250 juta total penduduk.
sumber
Hal ini diutarakan Direktur Marketing Intel Indonesia Corporation Hermawan Sutanto, Jumat (10/12/2014) terkait dengan program Intel untuk mempercepat penetrasi PC
Tingginya bunga kredit ini jelas memberatkan kreditor. Apalagi rerata bunga kredit bank saat ini hanya 12%. Bunga ini juga masih lebih tinggi dari BI rate yang cuma 7,5%.
Dengan spread mencapai puluhan persen seperti itu, “Saya melihat lembaga multifinance perlu melihat peluang bisnis, dengan menurunkan bunga pinjaman, profit mereka memang akan sedikit berkurang namun volume permintaan justru akan meningkat, jelas ini bisa mendorong pertumbuhan bisnis pembiayaan lebih menggeliat,” ujar Hermawan Sutanto,
Bentuk pemanfatan peluang, ujar Hermawan misalnya, memberikan kemudahan akses kepada masyarakat melalui skema pembiayaan kredit mikro. Ini penting, mengingat skema kredit seperti ini pembayarannya lancar. Selama ini, non performance loan (NPL) alias kredit macet, hanya di kisaran kurang dari10%.
Sementara Muhammad Firman, Technical Public Relation PT Asusindo Servistama, vendor yang menjual produk-produk teknologi informasi (TI) bermerek Asus di Indonesia, mendukung dengan langkah Intel.
Dia melihat, Intel memang sangat agresif dalam meningkatkan penetrasi PC, notebook, tablet dan smartphone di masyarakat. “Sebagai salah satu mitra di industri ICT, kami sangat mendukung apa yang dilakukan Intel,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Jumat (22/11).
Menurut Firman, sejatinya bunga kredit pembelian ICT juga semakin rendah, bahkan sejumlah lembaga pembiayaan dan bank yang mengeluarkan kartu kredit menawarkan cicilan dengan bunga nol persen. Masalahnya, kredit murah seperti itu belum menjangkau masyarakat kebanyakan karena tidak semua orang memiliki kartu kredit.
“Mungkin kalau ada kerjasama dengan instansi pemerintah atau koperasi, misalnya, tentu fasilitas kredit komputer lebih terjangkau ini bisa lebih dapat dimanfaatkan secara lebih luas oleh masyarakat,” ujarnya
Penjualan produk komputer tercatat hingga akhir tahun 2013 diprediksi menjadi sekitar 6 juta unit. Meski cukup besar, ternyata penetrasi komputer di Indonesia hanya berjumlah 15 juta unit atau baru sekitar 5% dari 250 juta total penduduk.
sumber
Advertisement
Loading...