KATA
PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada kita semua. Rasa
syukur itu dapat kita dengan Cara
memelihara lingkungan dan mengasah akal budi kita kita untuk memanfaatkan
karunia Tuhan itu dengan sebaik-baiknya.
Jadi
, rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan Cara itu, anda akan menjadi
generasi bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. Makalah ini yaitu
Materi “ILMU RESEP” tentang “ Tablet”.
Segala
usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun dalam usaha
yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat banyak kekurangan.untuk
itu kami menharap kritik dan saran dari semua pihak yang bisa kami jadikan
sebagai motivasi
Makassar,
10 November 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar
Belakang
B. Maksud
C. Tujuan
BAB II Pembahasan
A. Definisi
tablet
B. Penggolongan
tablet
C. Kriteria
tablet
D. Keuntungan
tablet
E. Kerugian
tablet
F. Komponen
tablet
G. Cara
pembuatan tablet
BAB III Penutup
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pengertian obat
secara umum, Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh
semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah, meringankan ataupun
menyembuhkan penyakit.
Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan
yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa,mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau untuk memperelok badan atau bagian badan manusia .
Tablet
merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan
penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk,
berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung
dengan pemakaian tablet dan Cara pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada
pemberian secara oral. Kebanyakan tablet dibuat dengan penambahan zat warna dan
zat pemberi rasa. Tablet lain yang penggunaanya dapat Cara sublingual, bukal,
atau melalui vagina.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui
apa itu tablet
2. Untuk mengetahui
penggolongan tablet
3. Untuk mengetahui
keuntunngan dan kerugian tablet
4. Untuk mengetahui
kriteria tablet
5. Untuk mengetahui
cara pembuatan tablet
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi tablet
Tablet
adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.Tablet adalah sediaan
padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya dibuat
dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam (BP 2002). Tablet yang berbentuk kapsul umumnya disebut
kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar. Bentuk
tablet umumnya berbentuk cakram pipih/gepeng, bundar, segitiga, lonjong dan
sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk menghindari, mencegah atau
mempersulit pemalsuan dan agar mudah dikenali orang. Warna tablet umumnya
putih. Tablet yang berwarna mungkin karena zat aktifnya memang berwarna, tetapi
ada juga tablet yang sengaja diberi warna agar tampak lebih menarik, mencegah
pemalsuan, dan untuk membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain.
B. Penggolongan tablet
ü Berdasarkan
Metode Pembuatan
Berdasarkan
metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet, yaitu tablet cetak dan tablet
kempa.
Tablet cetak
Tablet
cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya mengandung laktosa
dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa serbuk dibasahi dengan etanol
persentase tinggi. Kadar etanol tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan
pengisi dalam system pelarut, serta derajat kekerasan tablet yang diinginkan.
Massa serbuk yang lembap ditekandengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga
harus hati-hati dalam pengemasan dan pendistribusian. Kepadatan tablet
bergantung pada ikatan Kristal yang terbentuk selama proses pengeringan
selanjutnya dan tidak bergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.
Tablet kempa
Tablet
kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan
pengisi, bahan pengikat, desintegrant dan lubrikan, tetapi dapat juga
mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada alumunium
hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.
Jenis-jenis
tabletnya sebagai berikut:
v Tablet triturat
Tablet triturat
merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya slindris, digunakan
untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.
v Tablet hipodermik
Tablet
hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau
melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih dahulu sebelum
digunakan untuk injeksi hipodermik.
v Tablet sublingual
Tablet
sublingual digunakan dengan Cara meletakkan tablet dibawah lidah sehingga zat
aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral atau jika
diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti tablet nitrogliserin.
v Tablet bukal
Tablet bukal
digunakan dengan Cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi, sehingga zat
aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
v Tablet efervesen
Tablet efervesen
dibuat dengan Cara dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung campuran asam
(asam sitrat, asam asam tartrat) dan natrium bikarbonat, yang jika dilarutkan
dalam air akan menghasilkan karbon dioksida. Tablet disimpan dalam wadah
tertutup rapat atau dalam kemasan tahan lembap dan pada etiket tertera
informasi bahwa tablet ini tidak untuk ditelan.
v Tablet kunyah (chewable)
Tablet kunyah
dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu dengan rasa enak dalam rongga
mulut. Diformulasikan untuk anak-anak, terutama formulasi multivitamin,
antasida dan antibiotic tertentu. Dibuat dengan Cara dikempa, pada umumnya
menggunakan manitol, sorbitol dan sukrosa sebagai bahan pengikat atau pengisi,
serta mengandung bahan pewarna dan bahan
pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa.
ü Berdasarkan
distribusi obat dalam tubuh
Berdasarkan
distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
ü Bekerja
lokal: misalnya
tablet isap untuk pengobatan pada rongga mulut; ovula untuk pengobatan pada infeksi di
vagina.
ü Bekerja
sistemik: Tablet yang
bekerja sistemik dapat dibedakan menjadi:
a. Yang bekerja short acting (jangka pendek); dalam satu hari memerlukan beberapa
kali menelan obat
b. Yang
bekerja long-acting (jangka panjang);
dalam satu hari cukup menelan satu tablet. Tablet jangka panjang ini dapat
dibedakan lagi menjadi:
· Delayed
action tablet
(DAT)
Dalam
tablet ini terjadi penundaan zat berkhasiat karena pembuatannya adalah sebagai
berikut. Sebelum dicetak, granul dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok
pertama tidak diapa-apakan, kelompok kedua disalut dengan bahan penyalut yang
akan pecah setelah beberapa saat, kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut
yang pecah lebih lama dari kelompok kedua, demikian seterusnya, tergantung pada
macam bahan penyalut dan lama kerja obat yang dikehendaki. Granul-granul dari
semua kelompok dicampurkan dan baru dicetak.
· Repeat
action tablet
(RAT)
Granul-granul
dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian granul-granul
yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga
terbentuk tablet baru.
ü Berdasarkan
jenis bahan penyalut
Tujuan penyalutan tablet:
a
Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap
pengaruh udara, kelembapan atau cahaya.
b. Menutupi
rasa dan bau yang tidak enak.
c. Membuat
penampilan lebih baik dan menarik.
d. Mengatur
tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. Misalnya tablet enteric yang pecah
di usus.
Macam-macam
tablet salut:
1. Tablet salut biasa/ salut gula (dragee),
disalut dengan gula dari suspensi dalam air yang mengandung serbuk yang tidak
larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida yang
disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. Kelemahan salut gula adalah waktu
penyalutan yang lam adan perlu penyalut tahan air. Hal ini memperlambat
disolusi dan memperbesar bobot tablet.
Tahapan
pembuatan salut gula:
a. Penyalutan
dasar (subcoating):
Jika tablet
mengandung zat yang higroskopis, digunakan lebih dahulu salut penutup (sealing coat) agar air dari sirop
salut-dasar tidak masuk ke dalam tablet.
Beberpa contoh bahan penyalut dasar:
Sirop salut dasar (subcoating syrup)
Akasia 2,25%
Gelatin 2,25%
Sakarosa 57,25%
Aquadest 38,25%
Serbuk salut
dasar (subcoating powder)
Kalsium karbonat 35%
Kaolin 16%
Talk 25%
Sakarosa 20%
Akasia 4%
Salut penutup (sealing coat)
Shellac 40%
Alkohol 60%
b. Melicinkan
(smoothing): yaitu proses pembasahan
berganti-ganti dengan sirop pelicin (bolak-balik) dan pengeringan dari salut
dasar tablet menjadi bulat dan licin.
Sirop
pelican (smoothing syrup):
Sakarosa 60%
Aquadest 40%
c. Pewarnaan
(coloring): dilakukan dengan memberi
zat warna yang dicampurkan pada sirp pelican.
d. Penyelesaian
(finishing): proses pengeringan salut
sirop yang terakhir dengan Cara perlahan-lahan serta terkontrol. Panic penyalut
diputar perlahan-lahan dengan tangan hingga terbentuk hasil akhir yang licin.
e. Pengilapan
(polishing): merupakan tahap akhir,
di sini digunakan lapisan tipis malam yang licin. Sebagai campuran lilin
digunakan campuran pengilap (polishing
mixture) yang telah dilarutkan dalam petroleum bensin, yang isinya, adalah:
Bees wax 90%
Canauba wax 10%
2. Tablet salut selaput (film coated tablet, fct), disalut dengan
hidroksipropilmetilselulosa, metilselulosa, hidroksipropilselulosa, Na-CMC, dan
campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau mengandung
air.
3. Tablet salut kempa adalah tablet yang
disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri atas laktosa,
kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian
dicetak kembali bersama granulat kelompok lain yang sehingga terbentuk tablet
berlapis (multi layer tablet). Tablet
ini sering dipergunakan untuk pengobatan secara berulang (repeat action).
4. Tablet salut enteric (enteric-coated
tablet), atau tablet lepas tunda, yakni jika obat dapat rusak atau menjadi
tidak aktif akibat cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, maka
diperlukan penyalut enteric yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai
tablet melewati lambung.
5. Tablet lepas-lambat (sustained-release
tablet), atau tablet dengan efek diperpanjang, yang dibuat sedemikian rupa
sehingga zat aktif akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu setelah
obat diberikan.
ü
Berdasarkan Cara pemakaian
1. Tablet biasa/tablet telan. Dibuat tanpa
penyalut, digunakan per oral dengan Cara ditelan, pecah di lambung.
2
Tablet kunyah (chewable tablet).
Bentuknya seperti tablet biasa, Cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut
kemudian ditelan, umumnya tidak pahit. Contohnya tablet antasida.
3.Tablet isap (lozenges, trochisi, pastiles),
adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan
bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur
perlahan-lahan dalam mulut. Tablet ini dibuat dengan Cara tuang (dengan bahan
dasar gelatin dan/atau sukrosa yang dilelehkan atau sorbitol) yang disebut
pastiles, atau dengan Cara kempa menggunakan bahan dasar gula yang disebut
trochisi. Diisap di dalam rongga mulut, digunakan sebagai obat lokal pada
infeksi di rongga mulut atau tenggorokan. Umumnya mengandung antibiotic,
antiseptic, dan adstringensia.
4. Tablet larut (effervescent tablet).
Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet efervesen
Supradin.
5.
Tablet implant (pelet). Tablet kecil,
bulat atau oval putih, steril dan berisi hormone steroid, dimasukkan ke bawah
kulit dengan Cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, kemudian
kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan.
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet). Tablet steril, umumnya berbobot
30 mg, larut dalam air, digunakan dengan Cara melarutkan ke dalam air untuk
injeksi secara aseptic dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).
7. Tablet bukal (buccal tablet).
8. Tablet sublingual.
9. Tablet vagina (ovula).
C. Kriteria tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan
non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang
homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat
terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan
harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi
harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan
suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik
cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan
secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan
Farmakope yang berlaku.
D. Keuntungan tablet
Dibandingkan
dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan antara lain :
1. Tablet merupakan bentuk sediaan utuh dan menawarkan
kemampuan terbaik dibanding semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran
serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
2. Tablet merupakan sediaan
yang biaya pembuatannya paling rendah.
3.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan sehingga mudah dibawa.
4. Tablet
merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan
dikirim.
5.
Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah, tidak
memerlukan pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang
bermonogram atau berhiasan timbul.
6.
Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama tablet salut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet
tidak segera terjadi.
7.
Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan
di usus atau produk lepas lambat.
8. Tablet
merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara
besar-besaran.
9.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
10. Bau,
rasa, dan warna yang tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan penyalutan.
11.Tablet
merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti)
dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan
ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
12.Dapat
mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil.
13.Tablet merupakan sediaan yang
kering sehingga zat aktif lebih stabil.
14.Tablet sangat cocok untuk zat
aktif yang sulit larut dalam air.
15. Pemakaian oleh penderita lebih
mudah.
E.
Kerugian tablet
1.Beberapa obat tidak dapat dikempa
menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau
rendahnya berat jenis.
2. Obat yang sukar dibasakan,
lambat melarut, dosisnya tinggi, absorpsi optimumnya tinggi melalui saluran
cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin
diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan
bioavailabilitas obat cukup
.
3. Obat yang rasanya pahit, obat
dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen
atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa
(bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat
merupakan jalan keluar yang terbaik dan lebih murah.
4. Kesulitan
menelan pada anak-anak, orang sakit parah, dan pasien lanjut usia.
F. Komponen tablet
Komponen tablet
atau formulasi tablet kempa terdiri atas zat aktif, bahan pengisi, bahan
pengikat, desintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak
(bahan pewarna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut)
yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.
1. Zat aktif : harus memenuhi syarat
yang ditentukan farmakope.
2. Eksipien atau bahan tambahan
a.Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk
memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan
jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Misalnya laktosa, pati, kalsium
fosfat dibase, dan selulosa mikrokristal.
b.Bahan pengikat (binder) berfungsi
memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya
kohesi pada bahan pengisi, misalnya gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon,
metilselulosa, CMC, pasta pati terhidrolisis, selulosa mikrokristal.
c.Bahan penghancur/pengembang (disintegrant)
berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati dan
selulosa yang dimodifikasi secara kimia, asam alginate, selulosa mikrokristal,
dan povidon sambung-silang.
d.Bahan pelican (lubrikan/lubricant)
berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna
untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Misalnya senyawa asam stearat
dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi, dan talk. Umumnya
lubrikan bersifat hidrofob, sehingga dapat menurunkan kecepatan disintegrasi
dan disolusi tablet. Oleh karena itu, kadar lubrikan yang berlebih harus
dihindari. PEG dan garam laurel sulfat dapat digunakan, tetapi kurang
memberikan daya lubrikasi yang optimal dan diperlukan dalam kadar yang lebih
tinggi.
e. Glidan adalah bahan yang dapat
meningkatkan kemampuan mengalir serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung
tanpa proses granulasi. Misalnya silica pirogenik koloidal.
f. Bahan penyalut (coating agent): (lihat
pada jenis bahan penyalut)
3.Ajuvan.
Ajuvan adalah bahan tambahan yang tidak mempengaruhi kerja dari suatu obat.
a.Bahan pewarna (colouring agent) dan lak berfungsi meningkatkan nilai
estetika atau untuk identitas produk. Misalnya zat pewarna dari tumbuhan.
b.Bahan pengaroma (flavour) berfungsi
menutupi rasa dan bau zat khasiat yang tidak enak (misalnya tablet isap
penisilin), biasanya digunakan untuk tablet yang penggunaannya lama di mulut.
Misalnya macam-macam minyak atsiri.
G. Cara
pembuatan tablet
Bahan obat dan
zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung dicampur dan
dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah
pecah. Campuran serbuk itu harus diubah menjadi granul-granul, yaitu kumpulan
serbuk dengan volume lebih besar yang saling melekat satu sama lain. Cara
mengubah serbuk menjadi granul ini disebut granulasi.
Tujuan
granulasi adalah sebagai berikut:
·
Supaya
sifat alirnya baik (free-flowing).
Granul dengan volume tertentu dapat mengalir teratur dalam jumlah yang sama ke
dalam mesin pencetak tablet.
·
Ruang
udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan dengan bentuk
serbuk jika diukurdalam volume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet makin
mudah pecah.
·
Agar
pada saat dicetak tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan mudah lepas dari matriks (die).
Granul-granul yang dibentuk masih
diperbolehkan mengandung butiran-butiran serbuk halus (fines) antara 10%-20% yang bermanfaat untuk memperbaiki sifat
alirnya (free-flowing).
Cara pembuatan tablet dibagi menjadi tiga
cara yaitu granulasi basah, granulasi
kering (mesin rol atau mesin slug),
dan kempa langsung.
1. Granulasi basah
Metode
ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.
Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik. Metode ini memproses campuran partikel zat aktif
dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi.
Tahapannya
adalah sebagai berikut:
·
Pengeringan bahan obat dan zat tambahan
·
Pencampuran serbuk gilingan
·
Persiapan larutan pengikat
·
Pencampuran larutan pengikat dan campuran serbuk hingga membentuk
massa yang basah.
·
Pengayak kasar dari massa yang basah menggunakan ayakan no 6-12.
·
Pengeringan granul basah dalam lemari
pengering pada suhu 400-500 C (tidak lebih dari 600
C)
·
Pengayakan granul kering dengan pelicin dan penghancur.
·
Pencampuran bahan ayakan.
·
Tablet dikempa.
Keuntungan
granulasi basah:
Memeperoleh aliran yang
baik
Meningkatkan
kompresibilitas
Untuk mendapatkan berat
jenis yang sesuai
Mengontrol pelepasan
Mencegah pemisahan
komponen campuran selama proses
Distribusi keseragaman kandungan
Meningkatkan kecepatan
disolusi
Kerugian granulasi basah:
Banyak tahap dalam
proses produksi yang harus divalidasi
Biaya cukup tinggi
Zat aktif yang sensitive
terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan Cara ini. Untuk zat
termolabil dilakukan dengan pelarut non air
2. Granulasi kering
Granulasi
kering/slugging/precompression,
dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur,
serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa
serbuk yang homogen, lalu dikempa cetak pad tekanan tinggi, sehingga menjadi
tablet besar (slug) yang tidak
berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan
ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya dikempa cetak lagi sesuai ukuran
tablet yang diinginkan.
Keuntungan
granulasi kering :
Peralatan lebih sedikit
karena tidak mengguanakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu lama.
Baik untuk zat aktif
yang sensitif terhadap panas dan lembab.
Mempercepat waktu hancur
karena tidak terikat oleh tidak terikat oleh pengikat.
Kerugian
granulasi kering:
Memerlukan mesin tablet
khusus untuk membuat slug.
Tidak dapat
mendistribusikan zat warna seragam.
Proses banyak
menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang.
3.Kempa langsung
Metode dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien
kering, tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan
metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya. Tetapi hanya dapat
digunakan pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki
aliran yang bagus, zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut
tidak tahan terhadap panas dan lembab.
Cetak atau
kempa langsung dilakukan jika:
1.Jumlah
zat berkhasiat per tabletnya cukup untuk dicetak.
2.Zat
khasiatnya mempunyai sifat alir yang baik (free-flowing).
3.Zat
khasiat berbentuk kristal yang bersifat free-flowing.
4.Mempunyai
kompresibilitas yang baik.
5.Mampu menciptakan
adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Bahan pengisi
untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan adalah selulosa mikrokristal,
laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa yang dapat dikempa dan
beberapa pati yang termodifikasi, misalnya tablet Hexamin, tablet NaCl, tablet
KMnO4.
Keuntungan
kempa langsung:
Prosesnya lebih singkat, metode ini
lebih singkat prosesnya karena tenaga dan mesin yang digunakan lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk zat aktif yang
tidak tahan panas dan tidak tahan lembab.
Waktu hancur dan disolusinya lebih
baik karena tidak melalui proses granulasi terlebih dahulu tetapi langsung
menjadi partikel.
Tablet kempa langsung berisi
partikel halus, sehingga tidak perlu melalui proses dari granul ke partikel
halus terlebih dahulu
Kerugian kempa
langsung:
Perbedaan ukuran partikel dan
kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi menyebabkan kurang seragamnya
kandungan zat aktif di dalam tablet.
Zat aktif dengan dosis yang besar
tidak mudah untuk dikempa langsung, karena itu biasanya digunakan 30% dari
formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkan pun
semakin banyak dan mahal.
Sulit dalam pemilihan eksipien
karena eksipien ynag digunakan harus bersifat mudah mengalir; kompresibilitas
yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
BAB
III
PENUTUP
1 Kesimpulan
Tablet adalah
campuran zat aktif dan zat pengikat, biasanya dalam bentuk bubuk, yang
dibentuk menjadi padatan.Tablet merupakan sediaan obat padat kempak dibuat
secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata
atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa bahan
tambahan.
Macam-macam obat tablet diantaranya tablet kunyah, tablet hisap, tablet
sublingual, tablet efervescent, dan lain-lain.
Ø Keuntungan: Pemberian obat peroral merupakan Cara yang paling banyak
dipakai karena ini adalah Cara yang paling mudah,murah, aman dan nyaman bagi
pasien.
Ø Kerugian:
Kelemahan dari pemberian obat peroraladlah pada aksinya yang lambat sehingga
cara ini tidak mudah dipakai pada keadaan gawat. Obat yang diberikan peroral
biasanya membutuhkan waktu 30- 45 menit sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya
dicapai setelah 1- 1 ½ jam. Rasa dan bau obat yang tidak enak sering mengganggu
pasien.
Ø Kontraindikasi:
Cara peroral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami mual-mual, muntah,
semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada
pasien yang mengalami gangguan menelan.
Ø Indikasi: Cara peroral
dapat dipakai pada pasien yang tidak mengalami mual-mual,muntah,semi koma,
pasien yang tidak akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien
yang tidak mengalami gangguan menelan
DAFTAR
PUSTAKA
Syamsuni,
Drs. H. A., Apt.2007. Ilmu Resep.
Jakarta: EGC
http://shiciro.blogspot.com/2010/11/teori-sediaan-tablet.html
http://adiyugatama.wordpress.com/2012/04/11/sediaan-tablet/
http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/tablet.html
Advertisement
Loading...