A. Pengertian
Instrumen non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat
penilaian yang dapat digunakan antara lain adalah: lembar pengamatan/observasi
(seperti catatan harian, portofolio, life skill) dan instrumen tes sikap,
minat, dsb.
Pada prinsipnya, prosedur penulisan butir soal untuk instrumen non-tes
adalah sama dengan prosedur penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu
menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir soal berdasarkan kisi--kisinya,
telaah, validasi butir, uji coba butir, perbaikan butir berdasarkan hasil uji
coba. Namun, dalam proses awalnya, sebelum menyusun kisi-kisi tes terdapat
perbedaan dalam menentukan validitas isi/konstruknya. Dalam tes prestasi belajar,
validitas isi diperoleh melalui kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk
non-tes validitas isi/konstruknya diperoleh melalui "teori". Teori
adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa
atau kejadian, dsb. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 932)
B. Pengamatan
Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh
guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur. Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan antara lain
lembar pengamatan, penilaian portofolio dan penilaian kecakapan hidup.
Pelaksanaan
pengamatan sikap dapat dilakukan guru pada sebelum mengajar, saat mengajar, dan
sesudah mengajar. Perilaku minimal yang dapat dinilai dengan pengamatan untuk
perilaku/budi pekerti peserta didik, misalnya: ketaatan pada ajaran agama,
toleransi, disiplin, tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong,
kesetiakawanan, hormat-menghormati, sopan santun, dan jujur.
Portofolio
merupakan deskripsi peta perkembangan kemampuan individu peserta didik. Jadi
portofolio merupakan ”kartu sehat” individu peserta didik. Bila ada peserta
didik yang ”sakit”, tugas guru adalah (1) menentukan penyakitnya apa, kemudian
(2) memberi obat yang tepat agar peserta didik cepat sembuh dari penyakitnya.
C. Penyusunan
Kisi-kisi Instrumen Non-tes
Dalam kisi-kisi non-tes
biasanya formatnya berisi dimensi, indikator, jumlah butir soal per indikator,
dan nomor butir soal. Formatnya seperti berikut ini.
NO
|
DIMENSI
|
INDIKATOR
|
JUMLAH
SOAL PER INDIKATOR
|
NOMOR
SOAL
|
JUMLAH SOAL =
|
Untuk mengisi
kolom dimensi dan indikator, penulis soal harus mengetahui terlebih dahulu
validitas konstruknya yang disusun/dirumuskan melalui teori. Cara termudah untuk
mendapatkan teori adalah membaca beberapa buku, hasil penelitian, atau mencari
informasi lain yang berhubungan dengan variabel atau tujuan tes yang
dikehendaki. Oleh karena itu, peserta didik atau responden yang hendak
mengerjakan tes ini (instrumen non-tes) tidak perlu mempersiapkan/belajar
materi yang hendak diteskan terlebih dahulu seperti pada tes prestasi belajar.
Setelah teori
diperoleh dari berbagai buku, maka langkah selanjutnya adalah menyimpulkan
teori itu dan merumuskan mendefinisikan (yaitu definisi konsep dan definisi
operasional) dengan kata-kata sendiri berdasarkan pendapat para ahli yang
diperoleh dari beberapa buku yang telah dibaca. Definisi tentang teori yang
dirumuskan inilah yang dinamakan konstruk. Berdasarkan konstruk yang telah
dirumuskan itu, langkah selanjutnya adalah menentukan dimensi
(tema-objek/hal-hal pokok yang menjadi
pusat tinjauan teori), indikator (uraian/rincian dimensi yang akan diukur), dan
penulisan butir soal berdasarkan indikatornya.
Berdasarkan bagan di atas,
penulis soal dapat dengan mudah mengecek apakah instrumen tesnya atau
butir-butir soal sudah sesuai dengan indikatornya atau belum. Misalnya soal
nomor 1 sampai dengan soal terakhir berasal darimana? Dari indikator. Indikator
dari mana? Dari
dimensi. Rumusan dimensi darimana? Dari konstruk. Rumusan konstruk darimana?
Dari teori. Jadi kesimpulannya instrumen tes yang telah disusun merupakan alat
ukur yang (sudah tepat atau belum tepat) mewakili teori.
D. Kaidah
Penulisan Soal
Dalam penulisan soal pada
instrumen non-tes, penulis butir soal harus memperhatikan ketentuan/kaidah
penulisannya. Kaidahnya adalah seperti berikut ini.
1. Materi
a. Pernyataan harus sesuai dengan
rumusan indikator dalam kisi-kisi.
b. Aspek yang diukur pada setiap
pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap:
aspek kognisi, afeksi atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).
2. Konstruksi
a. Pernyataan
dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.
b. Kalimatnya bebas
dari pernyataan yang tidak relevan objek yang dipersoalkan atau kalimatnya
merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
c. Kalimatnya bebas
dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
d. Kalimatnya bebas
dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
e. Kalimatnya bebas
dari pernyataan yang faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.
f. Kalimatnya bebas dari pernyataan
yang dapat diinterpretasikan lebih dari satu cara.
g. Kalimatnya bebas dari pernyataan
yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.
h. Setiap pernyataan
hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
i. Kalimatnya bebas dari
pernyataan yang tidak pasti seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak
satupun, tidak pernah.
j. Jangan banyak mempergunakan kata
hanya, sekedar, semata-mata. Gunakanlah seperlunya.
3. Bahasa/Budaya
a. Bahasa soal harus komunikatif
dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik atau responden.
b. Soal harus
menggunakan bahasa Indonesia baku.
c. Soal tidak
menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
E. Contoh Penulisan Kisi-kisi Non-Tes dan Butir
soal
Dalam bagian ini
disajikan beberapa contoh penulisan kisi-kisi tes dan penulisan butir soal yang
sangat sederhana. Tujuan utamanya adalah agar contoh-contoh ini mudah dipahami
oleh para guru di sekolah. Contoh yang akan disajikan adalah penulisan
kisi-kisi dan butir soal untuk tes skala sikap, tes minat belajar, tes motivasi
berprestasi, dan tes kreativitas. Untuk contoh instrumen non-tes lainnya, para
guru dapat menyusunnya sendiri yang proses penyusunannya adalah sama dengan
contoh yang ada di sini.
1. Tes
Skala Sikap
Berbagai definisi tentang sikap yang telah dikemukakan oleh para ahli, di
antaranya adalah Mueller (1986: 3) yang menyampaikan 5 definisi dari 5 ahli,
adalah seperti berikut ini. (1) Sikap adalah afeksi untuk atau melawan,
penilaian tentang, suka atau tidak suka, tanggapan positif/negatif terhadap
suatu objek psikologis (Thurstone). (2) Sikap adalah kecenderungan untuk
bertindak ke arah atau melawan suatu faktor lingkungan (Emory Bogardus). (3)
Sikap adalah kesiapsiagaan mental atau saraf (Goldon Allport). (4) Sikap adalah
konsistensi dalam tanggapan terhadap objek-objek sosial (Donald Cambell). (5)
Sikap merupakan tanggapan tersembunyi yang ditimbulkan oleh suatu nilai (Ralp
Linton, ahli antropologi kebudayaan).
Berdasarkan
beberapa definisi di atas, para ahli menyimpulkan bahwa sikap memiliki 3
komponen penting, yaitu komponen: (1) kognisi yang berhubungan dengan
kepercayaan, ide, dan konsep; (2) afeksi yang mencakup perasaan seseorang; dan
(3) konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku atau yang akan
dilakukan. Oleh karena itu, ketiga komponen ini dimasukkan di dalam format
kisi-kisi "sikap belajar peserta didik" seperti contoh berikut.
Adapun definisi operasional sikap belajar adalah kecenderungan bertindak dalam
perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman dari keadaan tidak tahu
menjadi tahu yang dapat diukur melalui: toleransi, kebersamaan dan
gotong-royong, rasa kesetiakawanan, dan kejujuran.
NO
|
DIMENSI
|
INDIKATOR
|
NOMOR SOAL YANG MENGUKUR
|
|||||
KOGNISI
|
AFEKSI
|
KONASI
|
||||||
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
|||
1.
|
Toleransi
|
a. Mau
menerima pendapat orang lain atau tidak memaksakan kehendak pribadi
b. Tidak mudah tersinggung
|
1
7
|
2
8
|
3
9
|
4
10
|
5
11
|
6
12
|
2.
|
Kebersamaan dan gotong royong
|
a. Dapat
bekerja kelompok
b. Rela berkorban untuk kepentingan umum
|
||||||
3.
|
Rasa kesetiakawanan
|
a. Mau memberi dan meminta maaf
|
||||||
4.
|
dst
|
Contoh soalnya sebagai berikut :
NO.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Mau menerima pendapat orang lain merupakan
ciri bertoleransi.
Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan
kehendak
Saya suka menerima pendapat orang lain
Memilih teman di sekolah, saya utamakan mereka
yang pandai saja
Kalau saya boleh memilih, saya akan selalu
mendengarkan usul-usul kedua orang tuaku.
Bekerja sama dengan orang yang
berbeda
Suku lebih baik dihindarkan.
……
|
Keterangan : SS = sangat setuju, S =
setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju.
2. Tes Minat belajar
Minat adalah
kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat disenangi dan melahirkan
perhatian yang tinggi bagi individu terhadap objek tersebut (Crites, 1969 :
29). Di samping itu, minat juga merupakan kemampuan untuk memberikan stimulus
yang mendorong seseorang untuk
memperhatikan aktivitas yang dilakukan berdasarkan pengalaman yang
sebenarnya (Crow and Crow , 1984 :248). Berdasarkan kedua penegertian tersebut,
minat merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan perhatian terhadap suatu
objek yang disertai dengan rasa senang dan dilakukan penuh kesadaran.
Peserta didik yang
menaruh minat pada suatu mata pelajaran, perhatiannya akan tinggi dan minatnya
berfungsi sebagai pendorong kuat untuk
terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran tersebut.
Oleh karena itu, definisi operasional minat belajar adalah pilihan kesenangan
dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk
memenuhi kesediaannya yang dapat diukur melalui kesukacitaan, ketertarikan,
perhatian dan keterlibatan. Berikut contoh kisi-kisi dan soal minat belajar sastra Indonesia.
NO.
|
DIMENSI
|
INDIKATOR
|
NOMOR
SOAL
|
1.
2.
3.
4.
|
Kesukaan
Ketertarikan
Perhatian
Keterlibatan
|
Gairah
Inisiatif
Responsif
Kesegeraan
Konsentrasi
Ketelitian
Kemauan
Keuletan
Kerja Keras
|
8, 13
16, 17
10, 15, 20
2, 6,
9
7, 19
3, 10
4, 5
1, 18
12, 14
|
Keterangan : Nomor yang bergaris
bawah adalah untuk pernyataan positif
Contoh soalnya seperti berikut :
NO.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
KK
|
J
|
TP
|
1.
2.
7.
16.
20.
|
….
Saya segera mengerjakan PR sastra
sebelum
datang pekerjaan yang lain.
Saya asyik dengan pikiran sendiri
ketika guru menerangkan sastra di kelas.
Saya suka membaca buku sastra.
….
|
Keterangan : SS = sangat sering, S
= sering, KK = kadang-kadang, J =
jarang, TP = tidak pernah.
Perhatikan contoh
tes minat lainnya berikut ini.
CONTOH TES MINAT PESERTA DIDIK
TERHADAP MATA PELAJARAN
NO.
|
PERNYATAAN
|
SL
|
SR
|
JR
|
TP
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Saya Senang mengikuti pelajaran ini.
Saya rugi bila tidak mengikuti
pelajaran ini.
Saya merasa pelajaran ini
bermanfaat.
Saya berusaha menyerahkan tugas
tepat waktu.
Saya berusaha memahami pelajaran
ini.
Saya bertanya kepada guru bila ada
yang tidak jelas
Saya mengerjakan soal-soal latihan
di rumah.
Saya mendiskusikan materi pelajaran
dengan teman sekelas.
Saya berusaha memiliki buku
pelajaran ini.
Saya berusaha mencari bahan
pelajaran di perpustakaan
|
Keterangan : SL =
selalu, SR = sering, JR = jarang, TP = tidak pernah.
Keterangan : Dari
4 kategori: skor terendah 10, skor tertinggi 40.
33- 40 Sangat
berminat
25- 32 Berminat
17- 24 Kurang
berminat
10- 16 Tidak
berminat
3. Tes Motivasi Berprestasi
Definisi Konsep
Motivasi
berprestasi adalah motivasi yang
mendorong peserta didik untuk
berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun
yang dibuat atau diraih orang lain.
Definisi
Operasional
Motivasi
berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik
dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun yang dibuat atau
diraih orang lain yang dapat diukur melalui: (1) berusaha untuk unggul dalam kelompoknya, (2) menyelesaikan
tugas dengan baik, (3) rasional dalam meraih keberhasilan, (4) menyukai
tantangan, (5) menerima tanggung jawab pribadi untuk sukses, (6) menyukai
situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi, umpan balik, dan resiko
tingkat menengah.
CONTOH KISI-KISI PENYUSUNAN INSTRUMEN
VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI
INDIKATOR
|
NOMOR PERNYATAAN
|
JUMLAH
|
|
POSITIF
|
NEGATIF
|
||
1. Berusaha
unggul
2. Menyelesaikan
tugas
dengan baik
3. Rasional dalam meraih keberhasilan
4. Menyukai
tantangan
5. Menerima tanggung
jawab pribadi untuk
sukses
6. Menyukai situasi
pekerjaan dengan
tanggung jawab pribadi, umpan balik, dan resiko tingkat menengah
|
1,2,3
7,8,9
13,14,15
19,20,21
25,26,27,28
33,34,35,36
|
4,5,6
10,11,12
16,17,18
22,23,24
29,30,31,32
37,38,39,40
|
6
6
6
6
8
8
|
Jumlah
Pernyataan
|
20
|
20
|
40
|
CONTOH BUTIR
SOAL:
1. Saya bekerja keras agar prestasi saya lebih
baik baripada teman- teman.
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah
4. Saya menghindari upaya
mengungguli prestasi teman-teman.
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah
9. Saya berusaha untuk memperbaiki
kinerja saya pada masa lalu.
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah
12. Saya mengabaikan tugas-tugas
sebelum ada yang mengatur
a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah
SKOR JAWABAN
Skor Jawaban
|
a
|
b
|
c
|
d
|
e
|
Pernyataan Positif
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Pernyataan Negatif
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
3. Tes Kreativitas
Kreativitas merupakan proses
berpikir yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan
secara benar dan bermanfaat (Devito, 1989 : 118). Disamping itu, kreativitas
juga merupakan kemampuan berpikir divergen yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan dan orisinal dalam proses berpikir (Good Brophy, 1990 : 619).
Ciri-ciri kreativitas berkaitan dengan imaginasi, orisinalitas, berpikir
devergen, penemuan hal-hal yang bersifat baru, intuisi, hal-hal yang menyangkut
perubahan dan eksplorasi (Coben, 1976 : 17). Desain tes kreativitas terdiri
dari dua subtes yaitu dalam bentuk gambar dan verbal yang masing-masing bentuk
memiliki ciri kelancaran (fluency).
keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan elaborasi (elaboration) (Torrance, 1974 : 8).
Berdasarkan beberapa pendapat para
ahli, definisi konsepsual kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen.
Adapun definisi operasionalnya adalah kemampuan berpikir divergen yang memiliki
sifat (dapat diukur melalui) kelancaran, keluwesan, keaslian, elaborasi, dan
hasilnya dapat berguna untuk keperluan tertentu. Dari hasil pendefinisian
konstruk ini, kisi-kisinya dapat disusun seperti contoh berikut ini.
NO.
|
TES
|
INDIKATOR
|
NOMOR SOAL
|
1.
2.
|
VERBAL
Gambar
|
a.
Kelancaran
b.
Keluwesan
c.
Keaslian
d.
Keelaborasian
a.
Kelancaran
b.
Keluwesan
c.
Keaslian
d.
Keelaborasian
|
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
|
Penskoran untuk
setiap indikator di atas mempergunakan skala 0-4. Misalnya untuk indikator
“kelancaran”, skor : 4 = sangat lancar, 3 = cukup lancar, 2 = kurang lancar, 1
= tidak lancar, 0 = tidak menjawab. Untuk indikator “keluwesan”, skor: 4 =
sangat luwes, 3 = cukup luwes, 2 = kurang luwes, 1 = tidak luwes, 0 = tidak
menjawab, demikian pula seterusnya. Adapun contoh butir soal seperti berikut.
a. Contoh Tes Verbal
§
Misalnya
diberikan tiga gambar ikan dalam akuarium yang masing-masing dibedakan jumlah
ikan dan makanannya. Pertanyaan: pilih salah satu gambar yang anda sukai dan
jelaskan mengapa anda menyukainya! (waktu 3 menit).
§ Buatlah kalimat sebanyak-banyaknya
dengan kata “pintar“! (waktu 3 menit).
§
Tuliskan berbagai cara tikus masuk ke dalam rumah! (waktu 3 menit).
b. Contoh
Tes Gambar
§
Disajikan
sebuah gambar yang belum selesai.
Pertanyaan: selesaikan rancangan
gambar berikut dan berikan judul sesuai dengan selera Anda! (waktu 3 menit).
§ Disajikan sebuah sketsa gambar
yang belum selesai.
Pertanyaan : selesaikan sketsa
gambar berikut menurut kesukaan anda dan setelah selesai berikut judulnya!
(waktu 3 menit).
§
Disajikan 6
buah titik A, B, C, D, E, dan F dengan posisi yang telah ditetapkan.Pertanyaan:
Buatlah gambar dari 6 titik ini, kemudian berikan judulnya!.
§ Disajikan gambar sebuah segitiga dan tiga
lingkaran yang letaknya mengelilingi segitiga. Pertanyaan: Tafsirkan makna gambar
berikut! (waktu 5 menit).
4. Tes Stres Belajar (menghadapi
ujian)
Definisi konsep stres belajar
adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan sebagai interaksi dalam diri
seseorang akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan
belajar yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya
dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau penting.
Definisi
operasional stres belajar adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan sebagai
interaksi dalam diri seseorang akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang,
kendala, atau tuntutan belajar yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan
dan hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau penting yang
dapat diukur melalui: (1) tanggapan psikologis seperti perasaan cemas,
khawatir, takut, tidak senang, perasaan terganggu, dan lepas kendali, (2)
tanggapan fisik seperti rasa lelah, jantung berdebar, rasa sakit, dan tekanan
darah terganggu, dan (3) tanggapan perseptual seperti anggapan dan keyakinan.
Berikut contoh kisi-kisi dan soal tes stres belajar.
NO.
|
DIMENSI
|
INDIKATOR
|
NOMOR SOAL
|
1.
2.
3.
|
Tanggapan
Psikologis terhadap kendala
dan tuntutan)
Tanggapan Fisik
(akibat tuntutan)
Tanggapan Persepsual
(terhadap pencapaian)
|
a. Perasaan
cemas
b. Khawatir
c. Takut
d. Tidak senang
e. Perasaan
terganggu
f. Lepas Kendali
a. Rasa
lelah
b. Jantung
berdebar
c. Rasa sakit
d. Tekanan darah terganggu
a. Tanggapan dan
keyakinan
|
1,2
3,4,5
6,7,8,9
10,11,12,13,14,15,16,
17,18,19,20,21,22,
23,24,25,26,27,28,29,30
31,32,33,34,
35,36,37,
38,39,40,
41,42,43,
44,45,46,47,48,49,50
|
Keterangan:
nomor soal ganjil adalah pernyataan
positif, nomor soal genap adalah pernyataan negatif.
Contoh soal stres belajar.
NO.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
KK
|
J
|
TP
|
1.
6.
20.
36.
50.
|
Saya cemas terhadap kemampuan saya di sekolah.
Saya takut ranking saya turun.
Saya kehilangan nafsu makan setiap menghadapi tuntutan
tugas.
Jantung saya berdebar-debar ketika sedang menyelesaikan
tugas
…..
|
Keterangan : SS = sangat sering, S = sering, KK = kadang-kadang,
J
= jarang, TP = tidak pernah.
6. Teknik Penskoran
Salah satu
kegiatan dari penulisan butir soal yaitu teknik penskoran. Ada cara sederhana
untuk menskor hasil jawaban peserta didik dari instrumen non-tes. Sebagai
contoh, tes skala sikap di atas telah dikerjakan oleh salah satu peserta didik.
Nama peserta didik
: Susiana
NO.
|
PERNYATAAN
|
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Mau menerima pendapat orang lain merupakan ciri
bertoleransi.
Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan kehendak
Saya suka menerima pendapat orang lain
Memilih teman di sekolah, saya utamakan mereka yang
pandai saja
Kalau saya boleh memilih, saya akan selalu
mendengarkan usul-usul kedua orang tuaku.
Bekerja sama dengan orang yang berbeda
suku lebih baik dihindarkan.
……
|
X
X
|
X
|
X
|
X
X
|
Penjelasan: Dalam kisi-kisi tes,
soal nomor 1-6 hanya mewakili indikator “mau menerima pendapat orang lain” dari
dimensi “toleransi” untuk topik “sikap belajar peserta didik di sekolah”.
Sebagai contoh penskorannya adalah seperti berikut ini.
1. Perilaku positif terdapat pada soal nomor 1,
3, 5 dengan pemberian skor: SS= 4, S= 3, TS= 2, STS= 1.
2. Perilaku negatif terdapat pada soal nomor 2,
4, 6 dengan pemberian skor: SS= 1, S= 2, TS= 3, STS= 4
3. Skor yang harus diperoleh dalam perilaku
positif minimal 3 x 4 = 12,
Maksimal 3 x 5 = 15, (3 berasal dari 3
butir soal yang positif; 3 adalah skor S; 4 adalah skor SS).
4. Skor yang harus diperoleh dalam perilaku
negatif minimal 3 x 2 = 6,
Maksimal 3 x 1 = 3 (3 berasal dari 3 butir soal yang negatif, 2 adalah skor
S; 1 adalah skor SS).
5. Skor rata-rata: perilaku minimal
adalah (12 + 6):2 = 9.
Perilaku maksimal
adalah (15 + 3) : 2 = 9.
6. Jadi skor Susiana di atas adalah seperti
berikut ini.
Perilaku positif 5+4+1 = 10, perilaku
negatif 4+2+3 = 9.
Skor akhir Susiana adalah
(10+9):2 = 9,5 atau 10.
Skor Susiana 10,
sedangkan ukuran perilaku positif minimal 12 dan maksimalnya adalah 15. Jadi
sikap Susiana tentang “toleransi” khususnya mau menerima pendapat orang lain”
dalam topik “sikap belajar peserta didik di sekolah” masih kurang. Artinya
bahwa Susiana mempunyai sikap positif yang tidak begitu tinggi tentang “mau
menerima pendapat orang lain”. Dia perlu pembinaan dan peningkatan khususnya
mengenai perilaku ini.
Advertisement
Loading...