Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada
kata lain yang patut untuk kami ungkapkan selain ucapan syukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kemampuan kepada kami sehingga
tugas makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu
dilimpahkan kepada baginda Muhammad SAW., para sahabat dan seluruh keluarga
beliau serta para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Selama penyusunan makalah ini,
penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak,Serta ucapan terima kasih
juga penulis persembahkan kepada semua pihak yang baik secara langsung ataupun
tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan.kami mohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan makalah-makalah kami selanjutnya.
Makassar, 27
Maret 2013
Muhammad Tasbillah
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang
Di era globalisasi seperti ini semua
aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan
seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya
manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung
tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus
sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat merima
didikan dengan baik.
Dewasa ini, proses belaja mengajar
di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA masih menggunakan paradigma lama, yaitu
didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru yang lebih aktif dalam
mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan
yang guru sampaikan. Peserta didik cendrung tidak diajak untuk mengetahui dan
memahami peristiwa dan konsep mengenai materi fisika kurrang dikuasai oleh
peserta didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami materi pembelajaran
fisika
Dalam kegiatan belajar mengajar
sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar
tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka
sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid.
Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara
kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini
selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi
menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat
dengan guru yang mengajar.
Sehingga dalam mengajar
diperlukan pendekatan dalam pembelajaran , pendidik harus pandai menggunakan
pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan
menentukan sikap dan perbuatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendekatan dalam Pembelajaran
Interaksi
dalam pembelajaran adalah bagaimana Cara guru dapat meningkatkan motivasi
belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh
guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah
pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam
peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan
motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator,
guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang
dilakukan.
Proses
interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah
bagaimana Cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter
pembelajaran.
Pendekatan (approach)
pembelajaran fisika adalah Cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar
konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran
dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek
utama dalam proses pembelajaran.
B.
Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
1.
Sebagai
pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang akan
digunakan.
2.
Memberikan
garis-garis rujukan untuk perancangan
pembelajaran.
3.
Menilai
hasil-hasil pembelajaran yang telah
dicapai.
5.
Menilai
hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
C.
Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
1.
Pendekatan Individual
Pendekatan
individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya
untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai
arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat
memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja
mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan
tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di
kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan
menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok
diperlukan.
Pembelajaran
individual merupakan salah satu Cara guru untuk membantu siswa membelajarkan
siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan kemampuan dan
daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan individual akan melibatkan hubungan
yang terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan
bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan
siswa dalam belajar. Untuk mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut
ini:
a. Mendengarkan
secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan membuat
hubungan saling percaya.
b. Membantu
anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
c. Membantu
anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
d. Menerima
perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya dengan penuh
perhatian.
e. Menanggani
anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan, dan mungkin
memberi beberapa alternatif pemecahan.
Ciri-ciri pendekatan individual :
a. Guru
melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan memberikan
kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk akatif, kreatif, dan
mandiri dalam belajar.
b. Guru harus
peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara individual.
c. Guru lebih
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik dapat
lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari.
d. Guru harus
mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik dalam
pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan
siswa. Pengajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam menuntaskan
belajar mereka.
Oleh karena
itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar mengajar,
interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik, dan terjadinya hubungan pribadi
yang menyenangkan antara siswa dan guru. Secara tidak langsung hal yang disebut
diatas merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan individual.
Keuntungan dari pengajaran pendekatan individual yaitu:
a. Memungkin
siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya masing-masing secara penuh dan
tepat.
b. Mencegah
terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi kelompok.
c. Mengarahkan
perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan.
d. Memusatkan
pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat mendidik, bukan
kepada tuntutan-tuntutan guru.
e. Memberi
peluang siswa untuk maju secara optimal dan mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya.
f. Latihan-latihan
tidak diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan kebiasaan dan
merasa puas dengan hasil belajar yang ada.
g. Menumbuhkan
hubungan pribadi yang menyenangkan siswa dan guru.M
h. emberi
kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat yang
lebih baik.
i. Mengurangi
hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para siwa yang tergolong lamban.
Sedangkan
kelemahan pembelajaran pendekatan individual sebagai berikut dapat dilihat
secara umum dan khusus. Kelemahan secara umum:
a. Proses
pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan yang
dihadapi dan jumlah peserta didik.
b. Motivasi
siswa mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual yang
dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa siswa rendah
diri/minder dalam pembelajaran.
c. Adanya
penggunaan pasangan guru dan siswa dalam manajemen kelas regular secara
perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagaian peserta didik tidak dapat
dikelola dengan baik.
d. Guru-guru
yang sudah terbiasa dengan Cara-cara lama akan mengalami hambatan untuk
menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan materi
secara lebih luas dan menyeluruh.
2.
Pendekatan Kelompok
Dalam
kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan
lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu
diperlukan dan pelu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap
sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk
homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
Dengan
pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang
tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa
egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap
kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik
saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem
dalam mata rantai kehidupansemua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk
hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain,
langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil
bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
3.
Pendekatan Bervariasi
Permasalahan
yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan
pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.Pendekatan bervariasi
bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik
dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran
dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasiteknik pemecahan untuk setiap
kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi inisebagai alat yang dapat guru
gunakanuntukkepentinganpengajaran.
4.
Pendekatan Edukatif
Apapun yang
guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik,
bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi, karena
ingin ditakuti dan sebagainya.
Anak didik
yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam kelas ketika
guru sedang memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi
hokumdengan Cara memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah
sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sanksi hukum yang salah. Guru telah menggunakan teori power,
yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan
kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan. Karena hal itu bisa
merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang
benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan
dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk
mendidik anak didik agar agar menghargai norma hukum, norma susila, norma
sosial dan norma agama.
5.
Pendekatan Keagamaan
Pendidikan
dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata
pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa
juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Dengan
penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi,
guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting
dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak
sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai
ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata
pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama,tetapi ada
hubunganya. Persoalan nya sekarng terletak mau atau tidaknya guru mata
pelajaran tersebut.
6.
Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa
adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan,
secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk
mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa
kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna
(gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah
pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna.
D.
Tipe-tipe pendekatan
1.
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan
kontekstual sudah lama dikembangkan oleh John Dewey pada tahun 1916,yaitu
sebagai filosofi belajar yang menekankan pada pengembanganminat dan pengalaman
siswa. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dikembangkan oleh The
Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning, yang
bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya
adalah melatih dan memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di
Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui
Direktorat PLP Depdiknas.
Ada
kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar
lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika
anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya. Sebab,
pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan
persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Inilahyang terjadi pada kelas-kelas
di sekolah Indonesia dewasa ini. Hal ini terjadi karena masih tertanam
pemikiran bahwa pengetahuan dipandang sebagai perangkat fakta-fakta yang harus
dihapal, kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, akibatnya
ceramah merupakan pilihan utama strategi mengajar. Karena itu, diperlukan :
1. Sebuah
pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa.
2. Kesadaran
bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima,
melainkan sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa.
3. Kesadaran
pada diri siswa tentang pengertian makna belajar bagi mereka, apa manfaatnya,
bagaimana mencapainya, dan apa yang mereka pelajari adalah berguna bagi
hidupnya.
4. Posisi guru
yang lebih berperan pada urusan strategi bagaimana belajar daripada pemberi
informasi.
Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa
makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.
Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai
hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri
yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untuk menggapinya.
Dalam
pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang
penting, yaitu :
1. Mengaitkan
adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru
menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang
sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui
siswa dengan informasi baru.
2. Mengalami
merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan
informasi baru dengan pengalaman maupun
pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat
memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang
aktif.
3. Menerapkan.
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah.
Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan
relevan.
4. Kerjasama.
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang
signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat
mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan.Pengalaman kerjasama
tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan
dunia nyata.
5. Mentransfer.
Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada
pemahaman bukan hapalan
2.
Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan
konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada
tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan
bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada
dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar
yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Ciri-ciri
pendekatan konstruktivisme:
1. Dengan
adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi peserta didik
dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau
pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan
pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara
pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang
ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa
mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.Peran guru
hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan
dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai
dengan materi yang dipelajari.
3.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan
deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika
untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan
seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks,
peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering
digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum
kesesuatuyangkhusus.
Pendekatan
deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan
khusus, sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan
aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh
khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
4.
Pendekatan Induktif
Pendekatan
induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.Pendekatan induktif merupakan
proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
5.
Pendekatan Konsep
Pendekatan
konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara
benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi)..
Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
1. Konsep memiliki
gejala-gejala tertentu
2. Konsep
diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
3. Konsep
berbeda dalam isi dan luasnya
4. Konsep yang
diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman
5. Konsep yang
benar membentuk pengertian
6. Setiap
konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Kondisi-kondisi
yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep
adalah:
1. Menanti
kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
2. Mengetengahkan
konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
3. Memperkenalkan
konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang
komplek.
6.
Pendekatan Proses
Pendekatan
proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.
Pendekatan
proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada
pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan
ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan
melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga
harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan.
Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran Cara
kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
7.
Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan
Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains, Teknologi dan
Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan
proses, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
Filosofi
yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme, yaitu peserta
didik menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya berdasarkan
apa yang telah mereka ketahui.
D.
Implikasi Pendekatan Pembelajaran
Dalam Praksis pembelajaran
1.
Pendekatan Langsung
Pendekatan langsung terdiri dari empat tahap pembelajaran
:
a. Tahap
Presentasi
Ada
lima metode pembelajaran penting yang harus digunakan selama tahap presentasi
pembelajaran langsung: (1) review materi sebelumnya atau keterampilan awal yang
diperlukan; (2) pernyataan mengenai pengetahuan atau keterampilan khusus yang
harus dipelajari; (3) pernyataan atau pengalaman yang menyediakan siswa dengan
penjelasan tentang mengapa tujuan khusus ini penting; (4) yang jelas,
penjelasan pengetahuan atau keterampilan yang harus dipelajari, dan (5)
beberapa kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan pemahaman awal mereka
menanggapi pemeriksaan guru.
b. Tahap
Latihan
Terdapat tiga metode pengajaran dalam tahap
latihan : (1) latihan terbimbing langsung dibawah pengawasan guru, (2) latihan
mandiri dimana siswa mengerjakan sendiri, dan (3) tinjauan berkala (sering dimasukkan
setiap hari dalam praktek dibimbing dan mandiri) dimana sebelumnya siswa
belajar memanfaatkan konten atau skills.
c. Tahap
Penilaian dan Evaluasi
Ada dua penilaian dan evaluasi pada
pembelajaran langsung yaitu (1) tes formatif, dan (2) tes sumatif.
d. Monitoring
dan Feedback
Pemantauan dilakukan pada tahap 1, 2 dan 3.
Jika diperlukan maka diberikan umpan balik agar proses presentasi, latihan dan
penilaian berjalan sesuai yang diharapkan.
2.
Pendekatan
Diskusi
a. Pembagian
tanggung jawab ;
Pembelajaran diskusi harus menggeser pembelajaran yang berpusat pada menjadi pendekatan yang
berpusat pada tanggungjawab belajar bersama antara guru dan siswa. Pembagian
tanggungjawab ini tidak berarti mengurangi peran guru dalam proses pembelajaran
tetapi mengelola dan mengarahkan interaksi antara guru-siswa dan siswa-siswa.
Oleh karena itu harus ada pengaturan peran dan tugas yang jelas.
3.
Pendekatan
Pengalaman
Ada beberapa metode dalam pendekatan pengalaman dalam
pembelajaran yaitu:
1. Framing
The Experience (Merangkaikan pengalaman)
·
Menetapkan tujuan atau hasil
pembelajaran
·
Membicarakan kriteria
penilaian
·
Membangun hubungan (teman
sebaya, guru,komunitas dan lingkungan)
2. Activating
experience (Menggerakkan Pengalaman)
§ Pengalaman
nyata
§ Membuat
keputusan hasil yang nyata
§ Orientasi
Masalah
§ Kesulitan
Optimal
3. Reflecting
on experience (Evaluasi/Penilaian dalam Pengalaman)
·
Fasilitas guru sebagai
fasilitator
·
Membuat kelompok
·
Proses : Apa yang terjadi ,
mengapa itu terjadi , apa yang telah dipelajarai dan bagaimana Cara
mengaplikasikannya.
4.
Pendekatan Berbasis Masalah
1. Pemilihan
masalah
PBI ini dirancang untuk mendukung
pengembangan dan penyempurnaan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal ini
tidak cocok sebagai strategi instruksional untuk mengajarkan keterampilan
dasar. Pendekatan PBI memerlukan pemilihan masalah yang pembelajar (bahkan
pelajar muda) telah memiliki pengetahuan, yang mereka peroleh dari pengalaman
hidup, sehingga penerapan pengetahuan ini dengan pengetahuan yang diperoleh
melalui penelitian dan pemecahan masalah dapat menghasilkan pemahaman lebih
dalam.
2. Peran
guru.
Hal yang paling penting dalam keberhasilan
pelaksanaan FBI adalah kemampuan guru berfungsi sebagai fasilitator
pembelajaran dan bukan sebagai penyedia informasi atau materi.
3. Penilaian
autentik praktek untuk memvalidasi tujuan pembelajaran.
Penggunaan penilaian autentik FBI, mempertimbangkan hal
berikut:
·
Instruktur / guru harus
sangat mengerti yang dimaksud (atau antisipasi) hasil pembelajaran yang
berkaitan dengan masalah yang diajukan ke pelajar. Strategi penilaian yang
digunakan harus selaras dengan hasil yang diinginkan.
·
Penilaian sumatif dilakukan
pada akhir siklus pemecahan masalah. kelompok siswa dinilai berdasarkan pada
solusi yang ditawarkan mereka untuk memecahkan masalah tersebut.
·
Penilaian formatif dapat
terjadi setiap saat dalam siklus FBI. Barrows (1988) menunjukkan setelah
peserta didik mengikuti pembelajaran mereka diuji dengan menuliskan pengetahuan
yang didapat pada proses pemecahan masalah.
4. Gunakan
penjelasan ulang secara konsisten dan menyeluruh.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh desainer
instruksional adalah :
·
Tujuan dari proses
pembekalan ini adalah untuk membantu peserta didik untuk mengenali,
verbalisasi, dan mengkonsolidasikan apa yang telah mereka pelajari, dan untuk
mengintegrasikan informasi dengan pengetahuan yang ada.
·
Tugas guru adalah untuk
memastikan suara yang sama bagi semua peserta, jadi hati-hati untuk
mendengarkan semua anggota dan meminta semua anggota untuk mereka berpendapat
dan bercommentar.
·
Ikuti tanya jawab didirikan
protokol. Tahu generik dan spesifik pertanyaan untuk diminta untuk memandu sesi
tanya jawab. Siapkan pertanyaan ide / topik untuk memastikan bahwa Anda
(sebagai debriefer) mengingat semua pembelajaran yang telah dibahas dalam
kegiatan FBI.
·
Ajukan pertanyaan yang
mendorong peserta didik agar sesuai dengan pengetahuan baru ke dalam skema yang
ada.
·
Dorong peserta didik untuk
mendaftar apa yang telah mereka pelajari dengan menggunakan peta
konsep-menyediakan bahan-bahan yang diperlukan.
5.
Pendekatan Simulasi
Secara umum desain pendekatan simulasi
memiliki tujuh prinsip umum, sebagai berikut :
a. Fungsi
Isi
Bagian ini menjelaskan prinsip-prinsip untuk mengatur isi
modul fungsional dari sebuah pembelajaran simulasi. Konten Simulasi mengambil
model yang dinamis replika sistem nyata atau khayalan.
b. Fungsi
Strategi
Melibatkan Desain strategi yang menggambarkan konteks
pengaturan instruksional, pengaturan sosial, tujuan, struktur sumber daya, dan
acara yang diberikan.
c. Fungsi
Kontrol
Desain simulasi fungsi menggambarkan sarana yang seorang
pelajar dapat menyampaikan pesan-pesan yang mempengaruhi terbukanya isi,
strategi, atau unsur-unsur dinamis lainnya dari pengalaman. Desain sistem
kontrol sangat menantang karena tindakan
belajar berlangsung dalam konteks yang dinamis dan harus memanfaatkan
pertukaran informasi dan kontrol.
d. Fungsi
Pesan
Pesan Menghasilkan unit:
·
Prinsip: Pesan Elements
·
Prinsip: Pendekatan untuk
Penataan pesan
·
Prinsip: Pelaksanaan-waktu
Pembangunan pesan
e. Fungsi
Representasi
Fungsi representasi
desain simulasi adalah yang paling terlihat dan nyata. Desainnya melibatkan
semua unsur sensorik pengalaman simulasi-pemandangan, suara, sensasi taktil,
dan kinestetik sensasi. Fungsi representasi desain yang menggambarkan semua
pengalaman indrawi yang akan diadakan dan bagaimana mereka akan diintegrasikan
dan disinkronkan. Semua dijelaskan struktur titik ini untuk konten, strategi,
kontrol, dan pesan yang abstrak dan menjadi terlihat hanya melalui representasi
desain. Oleh karena itu, representasi adalah jembatan yang menghubungkan elemen
desain abstrak dengan simbolis tertentu elemen media.
f. Media-fungsi
logika
Media-melaksanakan
fungsi logika representasi dan melaksanakan operasi logis yang memungkinkan
simulasi peristiwa terjadi. Hal ini dapat juga mencakup perhitungan dan
pengumpulan data.
g. Fungsi
pengelolaan data
Mengelola data yang dihasilkan dari interaksi
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru
dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang
berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang
bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan belajar
mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat,
serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal ini akan
mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang tepat
maka akan berlangsung belajar mengajar yang menyenangkan.
Simulasi
sangat ampuh dan efektif karena mereka meningkatkan kewaspadaan siswa dan
keterampilan memahami, meningkatkan integrasi keterampilan siswa dalam berbagai
konteks kinerja, menyesuaikan diri dengan berbagai tingkat pembelajaran melalui
cakupan kinerja dinamis, dan membantu pelajar melihat pola dari waktu ke waktu
dalam sistem dinamis
Daftar Pustaka
http://semutlewat.blogspot.com/2013/01/makalah-pendekatan-dalam-pembelajaran.html
http://infomediakita.blogspot.com/2010/04/makalah-berbagai-pendekatan-dalam.html
http://blog.umy.ac.id/winarti/2011/11/27/pengertian-pendekatan-pembelajaran-dan-strategi-pembelajaran/
http://kuliahemka.wordpress.com/2011/07/13/teori-pendekatan-pembelajaran/
http://mari-berkawand.blogspot.com/2011/03/pengertian-pendekatan-pembelajaran.html
Advertisement
Loading...