CALIFORNIA - Dunia siber semakin mengkhawatirkan dan
rawan peretasan juga pencurian. Berdasarkan laporan terbaru perusahaan
keamanan mengatakan, sebanyak 98 persen aplikasi di Android tersimpan
malware berbahaya.
Data terbaru dari perusahaan keamanan Kaspersky Lab mengungkapkan, menemukan 10 juta aplikasi Android berbahaya yang bisa mengacak-acak sistem pada smartphone seseorang. Mulai dari mengirim email spam atau sampah, hingga mencuri password sebuah akun.
Namun yang paling banyak diincar oleh penjahat siber
adalah informasi finansial, seperti aplikasi mobile banking, atau
layanan SMS banking, dan juga mata uang virtual BitCoin.
"Jika 2011 adalah tahunnya malware mulai merambah perangkat mobile, khususnya untuk perangkat Android. Dan 2012 tahunnya mobile malware berkembang hingga beraneka ragam, kemudian 2013 adalah eranya mobile malware jadi lebih ganas," kata Kaspersky Labs seperti dikutip DailyMail, Senin (10/2/2014).
Alasan mengapa Android menjadi sarang bagi malware untuk berkembang biak dikarenakan kebebasan yang diberikan oleh Google. Siapa saja pengembang bisa mendaftarkan aplikasi buatannya dengan persyaratan yang sedikit. Hal tersebut berkebalikan dengan Apple App Store yang menyeleksi secara ketat aplikasi yang ingin dipampang di App Store.
"Android tetap menjadi nomor satu, dengan sebanyak 98,05 persen malware. Tak ada OS lain yang mendekatinya. Mengapa Android, itu karena Android memiliki arsitektur terbuka yang membuatnya mudah untuk digunakan oleh pengembang aplikasi atau pembuat malware," juru bicara Kaspersky Labs mengatakan.
Malware yang paling banyak berkeliaran di Android adalah Trojan-SMS sebanyak 36 persen, Backdoor 26 persen, Trojan 16 persen, Trojan-Downloader 7 persen, dan berbagai malware lainnya sebanyak 15 persen.
Kaspersky Labs mencontohkan kerugian yang dapat ditimbulkan oleh malware bernama Carberp Trojan buatan Russia. Virus ponsel berbahaya tersebut mencuri berbagai informasi finansial pengguna ponsel, termasuk saldo di rekening, untuk kemudian mengirimkannya ke server bank milik si pembuat malware.
sumber
Data terbaru dari perusahaan keamanan Kaspersky Lab mengungkapkan, menemukan 10 juta aplikasi Android berbahaya yang bisa mengacak-acak sistem pada smartphone seseorang. Mulai dari mengirim email spam atau sampah, hingga mencuri password sebuah akun.
"Jika 2011 adalah tahunnya malware mulai merambah perangkat mobile, khususnya untuk perangkat Android. Dan 2012 tahunnya mobile malware berkembang hingga beraneka ragam, kemudian 2013 adalah eranya mobile malware jadi lebih ganas," kata Kaspersky Labs seperti dikutip DailyMail, Senin (10/2/2014).
Alasan mengapa Android menjadi sarang bagi malware untuk berkembang biak dikarenakan kebebasan yang diberikan oleh Google. Siapa saja pengembang bisa mendaftarkan aplikasi buatannya dengan persyaratan yang sedikit. Hal tersebut berkebalikan dengan Apple App Store yang menyeleksi secara ketat aplikasi yang ingin dipampang di App Store.
"Android tetap menjadi nomor satu, dengan sebanyak 98,05 persen malware. Tak ada OS lain yang mendekatinya. Mengapa Android, itu karena Android memiliki arsitektur terbuka yang membuatnya mudah untuk digunakan oleh pengembang aplikasi atau pembuat malware," juru bicara Kaspersky Labs mengatakan.
Malware yang paling banyak berkeliaran di Android adalah Trojan-SMS sebanyak 36 persen, Backdoor 26 persen, Trojan 16 persen, Trojan-Downloader 7 persen, dan berbagai malware lainnya sebanyak 15 persen.
Kaspersky Labs mencontohkan kerugian yang dapat ditimbulkan oleh malware bernama Carberp Trojan buatan Russia. Virus ponsel berbahaya tersebut mencuri berbagai informasi finansial pengguna ponsel, termasuk saldo di rekening, untuk kemudian mengirimkannya ke server bank milik si pembuat malware.
sumber
Advertisement
Loading...