FERMENTASI ALKOHOL
Diawali dengan bahan Glukosa yang kemudian di Lisis dalam Glikolisis di sitoplasmaHasil pemecahan terbentuk 2,2,2 ( 2 piruvat, 2NADH , 2ATP)Proses berpindah ke mitocondria jika di tempat itu banyak Oksigen , namun karena Sacharomyces cerevisae , ini tidak perlu oksigen dalam respirasinya maka Asam Piruvat akan di ubah menjadi Asetal dehide yang kemudian dijadikan Etanol .Kesimpulan yang dihasilkan pada proses ini
Asam piruvat ( 3C) diubah menjadi Asetal dehid (2C ) sehingga dilepaskan molekul CO2 (1C)Asetaldehide segera mengikat ion H+ dari penguraian NADH menjadi NAD maka sebagai akseptor ion H+ dalam proses fermentasi etanol ini adalah Asetal dehidePengikatan ion H+ oleh Asetaldehide akan membentuk senyawa Etil alkohol ( Etanol),jadi Produk fermentasi ini adalah 2 ETANOL , 2 CO2 , 2 ATP ,Bahan fermentasi alkohol tetap menggunakan Glukosa , jika bahannya Glukosa anggur maka akan menjadi Wine OK baca juga 6 Cara Praktis Menurunkan Berat Badan tanpa Diet (Diet Alami)Fermentasi Alkohol Sumber gambar https://1.bp.blogspot.com |
Jadi Fermentasi alkohol itu mempunyai karakter
- berjalan anaerob
- menghasilkan 2 ATP , 2 CO2 , 2 Asetaldehid yang kemudian jadi 2 Etanol
- proses tanpa butuh oksigen itu karena di mitocondria oksigen praktis tidak ada , sehingga akseptor elektron pada fosforilasi elektron bukan oksigen , digantikan oleh senyawa asetaldehid
- praktis hanya berjalan respirasi ini tahap glikolisis , sehingga hasil produknya 2 ATP dan 2 NADH , 2 CO2 dan 2 Piruvat yang dirubah jadi Asetal dehid
- NADH harusnya dikirim ke mitocondria untuk diberikan ke oksigen jadi H2O namun karena tak ada olksigen NADH berikatan ion H+ nya oleh asetal dehid menjadi Etanol
- Perubahan Asam Piruvat menjadi asetal dehid meleppaskan CO2 maka dalam Bir , Pembuatan adonan roti keluar gas CO2 ( lihat reaksinya)
- Karena produk akhirnya berupa etanol ( etil alkohol) maka Fermentasi ini disebut Fermentasi alkohol sesuai produknya OK
Dalam keadaan anaerob, asam
piruvat yang dihasilkan oleh proses glikolisis akan diubah menjadi asam asetat
dan CO2. Selanjutnya, asam asetat diubah menjadi alkohol. Proses perubahan asam
asetat menjadi alkohol tersebut diikuti pula dengan perubahan NADH menjadi
NAD+. Dengan terbentuknya NAD+, peristiwa glikolisis dapat terjadi lagi. Dalam
fermentasi alkohol ini, dari satu mol glukosa hanya dapat dihasilkan 2 molekul
ATP. Baca juga 5 Cara Praktis Sukses Menurunkan Berat Badan (Diet)
B. Fermentasi Alkohol
peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarboksilasi asam piruvat.
Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HsOH + 2 NAD.
enzim alkohol dehidrogenase
Kesimpulan : senyawa Asetaldehid adalah Akseptor ion H+ dari NADH
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
untuk jelasnya lihat skema ini
C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.Reaksi:
aerob
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka
Fermentasi asam cuka ini berjalan aerob karena menghasilkan H2O ( Air )
Tetap disebut Fermenasi meskipun Aerob karena bahannya Alkohol senyawa produk dari fermentasi Baca juga Diet keto: Mengenal Diet keto dan Panduan Cara memilih menu makanan diet ketegonik
maka jika ada Bir terbuka diatas meja lama kelamaan rasa Bir jadi asem karena alkohol
diteruskan dirubah oleh Acetobacter Acet jadi cuka dalam keadaan aerob
Jadi sekali lagi saya ulangi
Fermentasi alkohol
Beberapa organisme seperti khamir
(Saccharomyces cereviceace) melakukan fermentasi alkohol. Organisme ini
mengubah glukosa melalui fermentasi menjadi alkohol (etanol).
Proses fermentasi alkohol diawali
dengan pemecahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Pada
proses tersebut, dibentuk juga 2 ATP dan 2 NADH. Setiap asam piruvat diubah
menjadi asetildehid dengan membebaskan CO2. Asetildehid diubah
menjadi etanol dan NADH diubah menjadi NAD+ untuk selanjutnya
digunakan dalam glikolisis kembali.
Fermentasi alkohol merupakan jenis
fermentasi yang banyak digunakan manusia selama ribuan tahun dalam pengolahan
bahan makanan. Khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti dan minuman
beralkohol baca juga Cara Praktis Menjaga Berat Badan Agar Tetap Ideal
. Tinjauan Pustaka
Fermentasi berasal dari bahasa Latin fervere yang berarti mendidihkan.
Seiring perkembangan teknologi, definisi fermentasi meluas, menjadi semua
proses yang melibatkan mikroorganisme
untuk menghasilkan suatu produk yang disebut metabolit primer dan sekunder dalam suatu lingkungan
yang dikendalikan. Pada mulanya istilah
fermentasi digunakan untuk menunjukkan proses pengubahan glukosa menjadi
alkohol yang berlangsung secara anaerob.
Namun, kemudian istilah fermentasi berkembang lagi menjadi seluruh perombakan senyawa organik
yang dilakukan mikroorganisme yang
melibatkan enzim yang dihasilkannya. Dengan kata lain, fermentasi adalah perubahan struktur kimia dari bahan-bahan organik dengan memanfaatkan agen-agen biologis terutama enzim sebagai biokatalis (Anonim,
2013). Baca juga Khasiat daun cerme Sembuhkan Tumor ganas
Menurut Anonim (2013), produk fermentasi dapat digolongkan menjadi 4 jenis:
1. produk biomassa
2. produk enzim
3. produk metabolit
4. produk transformasi
Dalam bioproses
fermentasi memegang peranan penting karena merupakan kunci (proses utama) bagi
produksi bahan-bahan yang berbasis biologis. Bahan-bahan yang diuhasilkan
melalui fermentasi merupaklan hasil-hasil metabolit sel mikroba, misalnya
antibiotik, asam-asam organik, aldehid, alkohol, fussel oil, dan sebagainya. Di
samping hasil-hasil metabolit tersebut, fermentasi juga dapat diterapkan untuk
menghasilkan biomassa sel mikroba seperti ragi roti (baker yeast) yang
digunakan dalam pembuatan roti. Untuk menghasilkan tiap-tiap produk fermentasi
di atas dibutuhkan kondisi fermentasi yang berbeda-beda dan jenis mikroba yang
bervariasi juga karakteristiknya. Oleh karena itu, diperlukan keadaan
lingkungan, substrat (media), serta perlakuan (treatment) yang sesuai
sehingga produk yang dihasilkan optimal (Anonim, 2013).
Menurut Anonim
(2013), pada percobaan ini digunakan ragi Saccharomycess cereviceae, yang
bersifat fakulktatif anaerobik. Pada kondisi aerobik sebagai akseptor elektron
terakhir pada jalur reaksi bioenergetik adalah oksigen. Pemanfaatan pada
keadaan ini menghasilkan penambahan biomassa sel dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
C6H12O6 → CO2 +
H2O + biomassa sel
Menurut Anonim
(2013), pada kondisi anaerobik, Saccharomycess cereviceae menggunakan
senyawa organik sebagai akseptor elektron terakhir pada jalur reaksi
bioenergetik. Dalam hal ini yang digunakan adalah glukosa dari substrat dengan
hasil akhir perombakan berupa alkohol (etanol), aldehid, asam organik, dan fussel
oil. Reaksi yang berlangsung dalam keadaan anaerobik tersebut adalah
sebagai berikut:
C6H12O6 → 2
C2H5OH + 2 CO2 + produk samping
Menurut Anonim
(2013), pada percobaan ini digunakan glukosa sebagai substrat utama. Hal ini
disebabakan struktur model glikosa yang sederhana sehingga mudah digunakan oleh
Saccharomycess cereviceae. Glukosa digunakan sebagai sumber energi dan
sumber karbon yang digunakan untuk membentuk material penyusun sel baru. Glukosa disebut juga reducing sugar sehingga
pemanfaatannya oleh Saccharomycess cereviceae dilakukan dengan
mengoksidasi glukosa yaitu dengan cara pemutusan ikatan rangkap pada gugus
karbonil glukosa. Media yang digunakan
di dalam fermentasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mengandung nutrisi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan sel Saccharomycesscereviceae
2. Mengandung nutrisi yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi sel Saccharomycess
cereviceae
3. Tidak mengandung zat yang menghambat pertumbuhan sel
4. Tidak terdapat kontaminan yang dapat meningkatkan persaingan dalam
penggunaan substrat.
Oleh karena
itu, selain glukosa, ke dalam medium fermentasi juga ditambahkan zat-zat lain
yang berfungsi sebagai sumber makronutrien dan mikronutrien serta growth
factor (Anonim, 2013).
Proses
pertumbuhan mikroba sangat dinamik dan kinetikanya dapat digunakaan untuk
meramal produksi biomassa dalam suatu proses fermentasi. Faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perilaku mikroba dapat digolongan dalam faktor
intraseluler dan faktor ekstraselular. Faktor intraselular meliputi struktur,
mekanisme, metabolisme, dan genetika. Sedangkan faktor ekstraselular meliputi
kondisi lingkungan seperti pH, suhu, tekanan (Anonim, 2013).
Menurut Anonim
(2013), proses pertumbuhan mikroba merupakan proses yang memiliki batas
tertentu. Pada saat tertentu, setelah melewati tahap minimum, mikroba akan
mengalami fasa kematian. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan berhentinya
pertumbuhan mikroba antara lain:
1. Penyusutan konsentrasi nutrisi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan mikroba
karena habis terkonsumsi. Baca juga bahaya miras oplosan untuk kesehatan
2. Produk akhir metabolisme yang menghambat pertumbuhan mikroba karena
terjadinya inhibisi dan represi.
Menurut Anonim
(2013), pertumbuhan kultur mikroba umumnya dapat digambarkan dalam suatu kurva
pertumbuhan. Pertumbuhan mikroba dapat terbagi dalam beberapa tahapn antara
lain:
1. Fasa stationer adalah fasa yang disebut fasa adaptasi/ lag phase. Pada
saat ini mikroba lebih berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan medium
baru daripada tumbuh ataupun berkembang biak. Pada saat ini mikroba berusaha merombak
materi-materi dalam medium agar dapat digunakan sebagai nutrisi untuk
pertumbuhannya. Bila dalam medium ada komponen yang tidak dikenal mikroba,
mikroba akan memproduksi enzim ekstraselular untuk merombak komponen tersebut.
Fasa ini juga berlangsung seleksi. Hanya mikroba yang dapat mencerna nutrisi
dalam medium untuk pertumbuhannya lah yang dapat bertahan hidup. baca juga 5 Tips Ampuh Menurunkan Berat Badan Tanpa Menjalani Program Diet
2. Fasa pertumbuhan dipercepat adalah fasa dimana mikrioba sudah dapat
menggunakan nutrisi dalam medium fermentasinya. Pada fasa ini mikroba banyak
tumbuh dan membelah diri sehingga jumlahnya meningkat dengan cepat.
Advertisement
Loading...