Konsep Dasar Keperawatan
a. DefenisiHemodialisis merupakan darah dialirkan melalui ginjal buatan
(dialiser) untuk membuang toksin / kelebihan cairan dan kemudian di kembalikan ke sirkulasi vena. Hemodialisis adalah metode yang lebih cepat dan lebih efisien dari pada dialisis peritoneal untuk membuang urea dan produkk toksin lain, tetapi memerlukan akses AV permanen.
b. Patofisiologi penyimpangan KDM
c. Diagnosa Kepewatan
I. Cidera, risiko tinggi terhadap kehilangan akses vaskuler
Faktor resiko meliputi :
• pembekuan;perdarahan karna lepas sambungan secara tidak sengaja.
Kemungkinan di buktikan oleh :
• tidak dapat di terapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
II. Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap
Faktor resiko meliputi :
• Ultrafiltrasi.
• Pembatasan cairan ; kehilangan darah aktual ( heparinisasi sitemik atau pemutusan aliran ).
Kemungkinan di buktikan oleh :
• Tidak dapat di terapkan ; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuet diagnosa aktual.
III. Volume cairan, kelebihan, risiko tinggi terhadap
Faktor resiko meliputi :
• Pemasukan cairan cepat / berlebihan ; IV, darah, plasma ekspander, garam faal di berikan untuk mendukung TD selama dialisa.
Kemungkinan di buktikan oleh :
• Tidak dapat diterapkan ; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
d. Hasil yang diharapkan
1. Dx I
• Mempertahankan jalan masuk vaskuler paten.
2. Dx II
• Mempertahankan keseimbangan cairan di buktikan oleh berat badan dan tanda vital stabil, turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tak ada perdarahan.
3. Dx III
• Mempertahankan berat badan kering dalam batas normal pasien bebas edema, bunyi nafas jelas dan kadar natrium dalam batas normal.
e. Intervensi keperawatan
1. Dx I
Mandiri :
Pembekuan :
• Awasi potensi aliran AV internal pada interval sering :
Palpasi getaran distal
Rasional :
Geteran disebabkan oleh turbulen darah arterial tekanan aliran yang masuk ke sistem tekanan vena yang lebih rendah dan harus di palpasi di atas sisi keluarnya vena.
• Auskultasi untuk desiran
Rasional :
Desiran adalah bunyi yang disebabkan oleh torbulen aliran darah masuk kesistem vena yang harus terdengan statoskop, meskipun sangat redup.
• Perhatikan warna darah dan / atau pemisahan sel dan serum sebelumnya
Rasional :
Perubahan warna dari merah sedang sampai merah gelap ke unguan menunjukkan aliran darah lembam / pembekuan dini. Pemisahan dalam selang indikatif pembekuan. Darah merah gelap kemudian cairan kuning jernih menunjukkan pembekuan lengkap.
• Palpasi kulit sekitar pirau untuk kehangatan
Rasional :
Penurunan aliran darah akan mengakibatkan kedinginan pada pirau.
• Beritahu dokter dan / atau lakukan prosedur penghilangan pembekuan bila terdapat bukti kehilangan patensi pirau.
Rasional :
Intervensi cepat dapat mengamankan jalan masuk ; namun penghilangan pembekuan harus di lakukan oleh petugas berpengalaman.
• Evaluasi keluhan nyeri, kebas / kesemutan ; perhatikan pembengkakan ekstremitas distal pada jalan masuk.
Rasional :
Mengindekasikan ketidakadekuatan suplai darah.
• Hindari trauma pada pirau ; contoh menangani selang dengan perlahan, mempertahankan posisi kanula. Batasi aktifitas ekstrimitas. Hindari mengukur TD atau mengambil darah dari ekstrimitas yang ada pada pirau. Instruksikan pasien tidak tidur atau membawa beban. Buku, dompet pada ekstremitas yang sakit.
Rasional :
Menurunkan resiko pembekuan / pemutusan.
Perdarahan :
• Pasang dua klem kanula pada balutan pirau. Sediakan torniket. Bila kanula terpisah klem pertama pada arteri kemudian kanula vena. Bila selang lepas dari vena, klem kanula yang masih di tempatnya lakukan tekanan langsung pada sisi perdarahan. Pasang torniket di atasnya atau kembangkan balon pada tekanan diatas TD sistolik pasien.
Rasional :
Mencegah kehilangan darah masif bila kanula terpisah atau pirau berubah posisi sambil menunggu bantuan medik.
Infeksi :
• Kaji kulit sekitar akses vaskuler, perhatikan kemerahan, pembengkakan, hangat lokal, eksudat, nyeri tekan.
Rasional :
Tanda infeksi lokal, dapat menjadi sepsis bila tak diatasi.
• Hindari kontaminasi pada sisi akses. Gunakan teknik aseptik dan masker bilamemberikan perawatan pirau, mengganti balutan, dan bila melakukan proses dialisa.
Rasional :
Mencegah introduksi organisme penyebab infeksi.
• Awasi suhu. Perhatikan adanya demam, menggigil, hipotensi.
Rasional :
Tanda infeksi / sepsis yang memerlukan intervensi medik cepat.
Kolaborasi :
• Contoh kultur sisi / darah sampel sesuai indikasi.
Rasional :
Menentukan adanya patogen.
• Berikan obat sesuai indikasi, contoh :
Heparin ( dosis rendah )
Rasional :
Infus pada sisi arterial filter untuk mencegah pembekuan pada filter tanpa efek samping sistemik.
Anti biotik ( sitemik dan / atau topikal )
Rasional :
Pengobatan cepat infeksi dapat mengamankan jalan masuk, mencegah sepsis.
2. Dx II
Mandiri :
• Ukur semua sumber pemasukan dan pengeluaran. Lakukan ini tiap hari.
Rasional :
Membantu mengevaluasi status cairan, khususnya bila dibandingkan dengan berat badan, catatan : haluan urine adalah evaluasi tidak akurat dari fungsi ginjal pada pasien dialisa. Beberapa orang menunjukkan haluaran urine dengan sedikit klirens toksin ginjal, yang laen menunjukkan uliguria atau anuria.
• Timbang tiap hari sebelum / sesudah dialisa dilakukan.
Rasional :
Penurunan berat badan waktu pengukuran dengan tepat adalah pengukuran ultra filtrasi dan pembuangan cairan.
• Awasi TD, nadi, dan tekanan hemodinamik bila tersedia selama dialisa.
Rasional :
Hipotensi, takikardia, penurunan tekanan hemodinamik menunjukkan kekurangan cairan.
• Pastikan kontinuitas kateter pirau / akses.
Rasional :
Terputusnya pirau / akses terbuka akan memungkinkan eksanguinasi.
• Lakukan balutan eksternal pirau.jangan izinkan suntikan pada pirau.
Rasional :
Meminimalkan stres pada pemasukan kanula intuk menurunkan perubahan posisi yang kurang hati – hati dan perdarahan pada sisi tersebut.
• Tempatkan pasien pada posisi telentang / trandelemburg sesuai kebutuhan.
Rasional :
Memaksimalkan aliran balik vena bila terjadi hipotensi.
• Kaji adanya perdarahan terus menerus atau perdarahan besar pada sisi akses, membran mukosa, insisi / luka. Hematemesis / guaiak feses, drainase gaster.
Rasional :
Heparinisasi sistemik selama dialisa meningkatkan waktu pembukaan dan menempatkan pasien pada resiko perdarahan. Khususnya selama 4 jam pertama setelah prosedur.
Kolaborasi
• Awasi pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi :
Hb / Ht ;
Rasional :
Menurun karena anemia, hemodilusi, atau kehilangan darah aktual.
Elektrolit serum dan pH ;
Rasional :
Ketidak seimbangan dapat memerlukan perubahan dalam cairan dialisa atau tambahan pengganti untuk mencapai keseimbangan.
Waktu pembekuan, contoh ACT, PT / PTT, dan jumlah trombosit.
Rasional :
Penggunaan heparin untuk mencegah pembekuan pada aliran darah dan hemofilter mengubah keagulasi dan potensial perdarahan aktif.
• Berikan cairan IV ( contoh garam faal) / volume ekspander ( contoh albumin ) selama dialisa sesuai indikasi ;
Rasional :
Cairan garam faal / dekstrosa, elektrolit, dan NaHCO3 mungkin di infuskan dalam sisi vena hemofolter CAV bila kecepatan ultrfiltrasi tinggi digunakan untuk membuang cairan ekstraselular dan cairan toksik. Volume ekspander mungkin dibutuhkan selama / setelah hemodialisa bila terjadi hipotensi tiba-tiba / nyata.
Darah / kemasan SDM bila diperlukan.
Rasional :
Destruksi SDM ( hemolisis ) oleh dialisa mekanikal, kehilangan perdarahan, penurunan produksi SDM dapat mengakibatkan anemia berat / progresif.
• Penurunan kecepatan ultrafiltrasi selama dialisa sesuai indikasi.
Rasional :
Menurunkan jumlah air selama dibuang dan dapat diperbaiki hipotensi / hipovolemia.
• Berikan protamin sulfat bila diindikasikan.
Rasional :
Mungkin diperlukan untuk mengembalikan waktu pembekuaan kenormal atau bila terjadi pelepasan heparin ( sampai 16 jam setelah hemodialisa ).
3. Dx III
Mandiri:
• Ukur semua sumber pemasukan dan pengeluaran. Timbang dengan rutin.
Rasional :
Membantu mengevaluasi status cairan khususnya bila dibandingkan dengan berat badan. Peningkatan berat badan antara pengobatan harus tidak lebih dari 0,5 kg/hari.
• Awasi TD, nadi.
Rasional :
Hipertensi dan takikardi antara hemodialisa dapat diakibatkan oleh kelebihan cairan dan / atau gagal ginjal.
• Perhatikan adanya edema perifer / sakral, pernapasan gemericik, dispnea, ortopnea, distensi vena leher, perubahan EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel.
Rasional :
Kelebihan cairan kerena tidak efesiensinya dialisa atau hipervelomi berulang diantara pengobatan dialisa dapat menyebabkan / eksaserbasi gagal jantung, seperti diindikasikan oleh tanda / gejala kengesti vena sistemik dan / atau pernapasan.
• Perhatikan perubahan mental. ( Rujuk pada DK : proses pikir, perubahan,hal.643 ).
Rasional:
Kelebihan cairan / hipervolemia, berpotensi untuk edema serebral ( sindrom disekuilibrium ).
Kolaborasi
• Awasi kadar natrium serum. Batasi pemasukan natrium sesuai indikasi.
Rasional :
Kadar natrium tinggi dihubungkan dengan kelebihan cairan, edema, hipertensi, dan komplikasi jantung.
• Batasi pemasukan per oral cairan IV sesuai indikasi, pemberian jangka waktu memungkinkan cairan sepanjang periode 24 jam.
Rasional :
Hemodialisa interimiten mengakibatkan retensi / kelebihan caoran antara prosedur dan dapat memerlukan pembatasan cairan. Jarak cairan membentu mengurangi haus.
Advertisement
Loading...