Tugas
Individu
Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada
kata lain yang patut untuk kami ungkapkan selain ucapan syukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kemampuan kepada kami sehingga
tugas makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu
dilimpahkan kepada baginda Muhammad SAW., para sahabat dan seluruh keluarga
beliau serta para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Selama penyusunan makalah ini,
penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak,Serta ucapan terima kasih
juga penulis persembahkan kepada semua pihak yang baik secara langsung ataupun
tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan.kami mohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan makalah-makalah kami selanjutnya.
Makassar, 20
Maret 2013
Muh. Tasbillah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perencanaan
pendidikan sudah ada sejak zaman dahulu. Bangsa Sparta sejak 2500 tahun yang
lalu telah merencanakan pendidikan untuk merealisasikan tujuan militer, sosial,
dan ekonomi mereka. Plato dalam bukunya Republik
menulis tentang rencana pendidikan yang dapat menjamin tersedianya tenaga
kepemimpinan dan politik yang dibutuhkan oleh Athena. China dalam pemerintahan
dinasti Han dan Peru pada masa kejayaan, kerajaan Inca merencanakan pendidikan
mereka untuk menjamin kelangsungan hidup negara masing-masing.
Bangsa jepang melalui
disiplin yang kuat lahir sebagai sebuah bangsa yang kuat, demikian juga pasca
hantaman bom atom Nagasaki dan Hiroshima kembali merumuskan pendidikan melalui
sisa-sisa pendidik dan tenaga kesehatan yang tersisa.
Begitupun bangsa Indonesia, dengan semangat
untuk terlepas dari belenggu penjajahan telah lahir berbagai lembaga pendidikan
melalui pesantren-pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan tradisional, hingga
lahirnya Muhammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan, Taman Siswa oleh Ki Hajar
Dewantara, Sumatera Thawalib, Diniyyah School oleh Zainuddin Labay,
Diniyyah Puteri oleh Rahmah El-Yunussiyah, dan INS Kayutanam oleh Moh. Syafe’i.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Perencanan Pendidikan
Pengertian perencanaan
pendidikan menurut para ahli:
1. Majid (2005)
mendefinisikan perencanaan adalah Menyusun langkah-langkah yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut
dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang
dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
2. Menurut
Vembriarto (1988:39) mengemukakan bahwa Perencanaan pendidikan dalam arti yang
seluas-luasnya adalah penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematik
terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan
pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih efektif dan
efisien dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan murid- murid dan masyarakat
3. Menurut
Yusuf Enoch (1992:4) mengemukakan bahwa: Perencanaan pendidikan merupakan suatu
proses penyususnan alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan pendidikan nasional
dengan mempertimbangkan kenyataan yan ada di bidang sosial, ekonomi, sosial
budaya dan kebutuhan pembangunan menyeluruh terhadap pendidikan nasional.
4. Menurut
Hudson dalam Tanner dalam Maswarita (2010), teori perencanaan meliputi, antara
lain: synoptic, incremental,
transactive, advocacy, dan radikal. Selanjutnya di kembangkan oleh
tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi
Hudson.
Jadi,
definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat
tersebut, adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam
menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang
diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan
secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu
sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas
waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan
mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Dengan
demikian perencanaan adalah usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab
terhadap berbagai aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitas
tersebutkan tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif..
Di sisi lain, perencanaan dapat dikatakan sebagai usaha mencari penangggung
jawab terhadap berbagai rumusan kebijakan untuk dilaksanakan bersama sesuai
dengan bidang masing-masing.
B.
Tujuan
Pendidikan sebagai Dasar Perencanaan Pendidikan
Mengenai
tujuan pendidikan, menurut Klaus Mollenhaver yang memunculkan “Teori
Interaksi” dalam Nur Uhbiyati (1997:3) menyatakan bahwa “di dalam pendidikan
itu selalu ada (dijumpai) mengenai masalah tujuan pendidikan”. Dari pendapat
ini maka terlihat jelas bahwa perencanaan sendiri sangat penting untuk
penentuan arah pendidikan, dengan mempertimbangkan metode-metode yang tepat
dalam proses pendidikan.
Dalam masalah persiapan perencanaan
pendidikan, menurut Udin Syefuddin dan Abi Syamsuddin (2005:11) terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan pendidikan, di
antaranya:
1. Perencanaan
dilakukan untuk kemajuan di masa depan.
2. Strategi-strategi untuk menunjang kemajuan pendidikan.
3. Perenacanaan bukan berdasarkan manipulasi, kira-kira,
atau teoritis saja, tapi juga harus menggunakan fakta dan data-data yang
konkrit.
4. Memperhatikan kebenaran-kebenaran yang berkaitan
dengan kondisi serta pelaksanaannya.
5. Adanya tidakan nyata dalam proses pelaksanaan
Setelah memperhatikan hal-hal yang harus
diperhatikan perencanaan pendidikan, maka seorang perencana pendidikan akan
memeproleh suatu tujuan sebagai dasar perencanaan pendidikan, di antaranya
tujuan pendidikan sebagai dasar perencanaan pendidikan, yaitu:
1. Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian rencana
pendidikan.
2. Untuk menghindari terjadinya pemborosan sumber daya.
3. Untuk pengembangan Quality Assurance.
4. Untuk memenuhi accountability kelembagaan.
Dalam
bukunya “perencanaan pengajaran”, Harjanto (2006:2) menyatakan bahwa ada enam
pokok pikiran yang terkandung di dalam sesuatu perencanaan pendidikan, yaitu:
1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa
depan yang diinginkan.
2. Membandingkan antara masa sekarang dengan masa depan
apakah terjadi peningkatan atau tidak.
3. Jika tidak ada peningkatan, maka perlu dilakukan
usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan terhadap diri sendiri
ataupun anak didik.
4. Ada alternatif atau pilihan lain jika pilihan yang
kita tuju gagal.
5. Merinci
alternatif yang dipilih sebagai pedoman pengambilan keputusan bila akan
dilaksanakan.
Dengan adanya planning atau perencanaan
khususnya dalam bidang pendidikan maka arah atau tujuan pendidikan juga akan
jelas atau pasti, begitu juga dengan pendidikan.
Maka harus ada keseimbangan
komponen-komponen yang mendukung perencanaan pendidikan itu sendiri,
komponen-komponen itu adalah:
1. Individu peserta didik yang memiliki potensi untuk
berkembang dan dikembangkan semaksimal mungkin.
2. Situasi yang mendukung, yang berkaitan dengan
komunikatif antara pendidik dan peserta didik.
3. Adanya upaya yang disengaja, terencana, efektif,
efisien, kreatif, dan produktif.
4. Adanya struktur sosio-kultural yang berupa norma
masyarakat dan budaya yang ada serta religi.
5. Adanya tujuan yang telah disepakati dan tujuan itu
diharapkan bisa membawa kemajuan bukan kemunduran dan tidak melanggar norma.
C.
Konsep
Perencanaan Pendidikan
Dalam menjalankan program pendidikan,
prinsip yang harus disertakan adalah berkelanjutan, artinya proses pendidikan
harus terus-menerus dijalankan dari generasi ke generasi berikutnya. Hal ini
tidak terlepas dari konsep pendidikan seumur hidup. Untuk itu diperlukan suatu
manajemen perencanaan yang terukur dan terarah di bidang pendidikan. Perencanaan
sumber daya manusia memfokuskan perhatian pada langkah-langkah tertentu yang
diambil oleh manajemen guna lebih menjamin bahwa dalam organisasi tersedia
tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan
pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat, dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan (Taqiyuddin : 2006).
Menurut catatan Sukardika (2001), kualitas pendidikan Indonesia sampai saat ini berada pada posisi bawah bila dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, Philipina, Singapura, bahkan dengan Vetnam sekalipun. Hal ini dapat dipahami mengingat salah satu penyebabnya adalah bahwa perencanaan pendidikan saat ini belum ditunjang oleh data dan informasi yang memadai. Perencanaan yang baik hanya dapat terwujud apabila didukung dengan data dan informasi yang cepat, tepat dan akurat.
Sebagai bagian dari manajemen, langkah perencanaan sangatlah penting, apalagi bidang yang direncanakan adalah bidang yang sangat subtansial yaitu pendidikan, yang merupakan langkah awal dalam pembentukan kerangka sumber daya manusia. Dari pandangan ini, berarti diperlukan perencanaan terpadu secara horizontal [antarsektor] dan vertikal [antar jenjang – bottom-up dan top-down planning], pendidikan harus berorientasi pada peserta didik dan pendidikan harus bersifat multikultural serta pendidikan dengan perspektif global” (Fasli Jalal dalam Sanaky : 2003)
Sejalan dengan perkembangan kemajuan teknologi, khususnya di bidang informasi, perencanaan bidang pendidikan juga harus mengantisipasi perubahan kondisi seperti saat sekarang ini. Jadi perencanaan pendidikan harus lebih kreatif dalam beradaptasi dan berkembang sesuai dengan improvisasi yang tepat. Pendidikan selalu dituntut untuk cepat tanggap atas perubahan yang terjadi dan melakukan upaya yang tepat secara normatif sesuai dengan cita-cita masyarakat madani Indonesia. Maka, pendidikan selalu bersifat progresif tidak resisten terhadap perubahan, sehingga mampu mengendalikan dan mengantisipasi arah perubahan (Sanaky : 2003).
Menurut catatan Sukardika (2001), kualitas pendidikan Indonesia sampai saat ini berada pada posisi bawah bila dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, Philipina, Singapura, bahkan dengan Vetnam sekalipun. Hal ini dapat dipahami mengingat salah satu penyebabnya adalah bahwa perencanaan pendidikan saat ini belum ditunjang oleh data dan informasi yang memadai. Perencanaan yang baik hanya dapat terwujud apabila didukung dengan data dan informasi yang cepat, tepat dan akurat.
Sebagai bagian dari manajemen, langkah perencanaan sangatlah penting, apalagi bidang yang direncanakan adalah bidang yang sangat subtansial yaitu pendidikan, yang merupakan langkah awal dalam pembentukan kerangka sumber daya manusia. Dari pandangan ini, berarti diperlukan perencanaan terpadu secara horizontal [antarsektor] dan vertikal [antar jenjang – bottom-up dan top-down planning], pendidikan harus berorientasi pada peserta didik dan pendidikan harus bersifat multikultural serta pendidikan dengan perspektif global” (Fasli Jalal dalam Sanaky : 2003)
Sejalan dengan perkembangan kemajuan teknologi, khususnya di bidang informasi, perencanaan bidang pendidikan juga harus mengantisipasi perubahan kondisi seperti saat sekarang ini. Jadi perencanaan pendidikan harus lebih kreatif dalam beradaptasi dan berkembang sesuai dengan improvisasi yang tepat. Pendidikan selalu dituntut untuk cepat tanggap atas perubahan yang terjadi dan melakukan upaya yang tepat secara normatif sesuai dengan cita-cita masyarakat madani Indonesia. Maka, pendidikan selalu bersifat progresif tidak resisten terhadap perubahan, sehingga mampu mengendalikan dan mengantisipasi arah perubahan (Sanaky : 2003).
D.
Hubungan antar tipe-tipe
atau jenis-jenis perencanaan
Tipe-tipe perencanaan
baik dari segi waktu, ruang lingkup, maupun dari segi sifat ada kaitanya satu
dengan yang lainya. Perencanaan jangka panjangberkaitan erat dengan tipe-tipe
ruang lingfkup terutama perencanaan mikro dengan perencanaan operasional.
Perencanaan jangka panjang sifatnya umum dan fleksibel, hamper sama dengan
perencanaan strategi yang sifatnya juga belum spesifik.
Perencanaan
operasional pada umumnya dilakukan dengan jangka pendekyang mencakup
perencanaan makro, meso maupun mikro. Perencanaan operasional berjangka pendek
ini palin jelas tampak pada perencanaan mikro sebab ia bergerak dalam wilayah
yang sangat kecil.
Sedangkan Perancanaan
itu sendiri adalah seperangkat prosedur untuk memecahkan permasalahan
fisik, social, dan ekonomi, yang harus meliputi prinsip-prinsip sebagai
berikut: – Seperangkat tindakan – Upaya untuk memecahkan masalah, –
Memiliki dimensi waktu dan berorientasi ke masa yang akan datang – Suatu proses
berputar dengan adanya umpan balik , – Melibatkan beberapa alternatif untuk
mencari pemecahan Dari definisi atau pengertian tentang perencanaan tersebut,
maka dapat kita simpulkan bahwa perencanaan tersebut disusun agar dapat menuju
kearah yang lebih baik, walaupun demikian tidak semua perencanaan tersebut
berjalan sesuai rencana, terkadang sesuatu yang telah kita perhitungkan dengan
matang, tapi pada kenyataanya kadang kala terdapat masalah yang diluar
perkiraan kita, oleh karena itulah perencanaan tersebut akan terus dievaluasi
dalam kurun waktu tertentu agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud dan
terlaksana dengan baik.
Kebijakan yang sering
berganti-ganti bukanlah satu-satunya penyebab rendahnya mutu pendidikan saat
ini, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan,
diantara faktor-faktor tersebut misalnya adalah rendahnya
kualitas/profesionalisme guru selaku tenaga pendidik, kurangnya sarana
prasarana pendidikan, kurangnya perhatian orang tua/partisipasi masyarakat juga
dapat menyebabkan rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya kualitas/profesionalisme
guru dapat disebabkan karena banyak sekali guru yang tidak fokus kepada
profesinya dikarenakan rendahnya income yang diperoleh guru tersebut, hingga
mereka mengajar hanya untuk memenuhi kewajiban saja, mereka tidak mempunyai
beban moral atau tanggung jawab untuk mencerdaskan anak didik mereka, karena
yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana mereka dapat mencari penghasilan
tambahan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hariKarena itulah perubahan
kebijakan yang dilakukan ditengah jalan sebaiknya seminimal mungkin kalau bisa
dihindarkan, hingga tidak menjadikan salah satu penyebab rendahnya mutu
pendidikan.
Hudson menunjukkan 5
proses perencanaan yaitu radical, advocacy, transactive, synoptic, dan
incremental yang dikatakan sebagai taxonomy. Perencanaan partisipatori berarti
perencanaan yang melibatkan beberapa yang berkepentingan dalam merencanakan
sesuatu yang dipertentangkan dengan merencanakan yang hanya dibuat oleh
seseorang atau beberapa orang atas dasar wewenang kedudukan, seperti perencana
di tingkat pusat kepala-kepala kantor pendidikan di daerah.
E.
Implikasi Teori Perencanaan
Pembelajaran Dalam Praksis Pendidikan Di Sekolah
Perencanaan pembelajaran untuk
pembelajaran dalam dunia pendidikan sesuai dengan ketentuan perencanaan
pembelajaran pada umumnya, hanya dibuat lebih sederhana sesuai dengan
karakteristik perencanaan pembelajaran itu sendiri. Fungsi perencanaan
perencanaan pembelajaran di sekolah adalah sebagai pedoman pokok bagi calon
guru atau para calon guru yang akan melaksanakan kegiatan latihan melalui
proses pembelajaran. Dengan demikian setiap yang berlatih mengajar dalam
prosesnya harus didasarkan pada perencanaan pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya.
Pembuatan perencanaan
pembelajaran pada dasarnya adalah mengembangkan dari setiap komponen
pembelajaran, yaitu mengembangkan tujuan, materi, atau isi, metode dan media
serta evaluasi. Prinsip pembelajaran merupakan kaidah, hukum, atau
ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan patokan dalam membuat perencanaan
pembelajaran. Penyusunan perencanaan pembelajaran yang didasarkan pada prinsip
yang ditetapkan, maka akan menghasilkan suatu perencanaan pembelajaran.
Pada pokoknya
prinsip-prinsip dalam pembuatan perencanaan pembelajaran di sekolah antara lain :
1. Memperhatikan karakteristik anak
Dalam perencanaan pembelajaran (desain
instruksional) harus memperhatikan kondisi yang ada dalam diri siswa dan
kondisi yang ada di luar diri siswa
2. Berorientasi pada kurikulum yang
berlaku
Perencanaan yang dibuat
oleh guru seperti dalam bentuk silabus maupun dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran harus disusun dan dikembangkan berdasarkan pada kurikulum yang
berlaku.
3. Sistematika kegiatan
pembelajaran
Urutan kegiatan
pembelajaran dikembangkan secara sistematis dengan mempertimbangkan urutan dari
yang mudah menuju yang lebih sulit, dari yang bersifat sederhana menuju yang
lebih kompleks.
4. Melengkapi perencanaan
pembelajaran
Yaitu dengan menambah
instrumen-instrumen pembelajaran, misalnya lebar kerja siswa, format isian,
lembar catatan tertentu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai.
5. Bersifat fleksibel
(dinamis)
Perencanaan pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat berlangsungnya pembelajaran.
6. Berdasarkan pendekatan
sistem
Artinya setiap unsur
perencanaan pembelajaran yang dikembangkan harus merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dan memiliki keterpaduan.
Perencanaan
pembelajaran yang sebenarnya yang dilakukan dalam kelas khusus yang dirancang
untuk kepentingan latihan mengajar, maka tentu saja perencanaan pembelajarannya
dibuat sesuai dengan kaidah prosedur pembuatan perencanaan pembelajaran yang
berlaku untuk kepentingan pembelajaran biasa.Sebagai alat kontrol untuk
mengetahui tingkat kemampuan peserta yang telah berlatih, dalam pembelajaran
ini dilengkapi oleh seperangkat alat /
instrumen lain, yaitu pedoman observasi.
Rumusan pedoman
observasi berbeda-beda antara pedoman observasi yang satu dengan yang lainnya.
Hal ini disesuaikan dengan setiap jenis keterampilan dasar mengajar yang
dilatihkan. Pedoman observasi dipegang oleh observer yang bertugas mengamati
penampilan perserta yang berlatih. Pihak observer adalah mereka yang dianggap
sudah memiliki pengalaman lebih sehingga dapat memberikan penilaian secara
objektif untuk dijadikan masukan / balikan bagi peserta yang berlatih.
F.
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Perencanaan
Program Pengajaran
Penyusunan
program pengajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan lebih lancar
dan hasilnya lebih baik. Kurikulum, terutama perangkat pembelajarannya menjadi
acuan utama di dalam penyusunan atau perencanaan suatu program pengajaran, namun
kondisi sekolah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru merupakan
hal-hal penting yang juga perlu diperhatikan
1. Kurikulum
Dalam
perencanaan atau penyusunan suatu program pengajaran, hal pertama yang perlu
diperhatikan adalah kurikulum terutama perangkat pembelajarannya. Dalam
perangkat pembelajaran telah tercantum Standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok, tujuan pembelajaran, indikator serta alokasi waktu untuk mengajar
materi tersebut. Dalam penyusunan program semester, rincian standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan diberikan, perlu juga memperhatikan waktu yang
tersedia. Jika waktu yang tersedia cukup banyak maka indikator yang akan
disampaikan dapat lebih banyak, tetapi jika waktu sedikit maka indikator yang
akan diberikan dibatasi. Demikian juga pada waktu menyusun bahan ajar dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), luasnya bahan dan banyaknya aktivitas
belajar perlu disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
2. Kondisi Sekolah
Perencanaan program pengajaran juga perlu
memperhatikan keadaan sekolah, terutama tersedianya sarana-prasarana dan alat
bantu pelajaran, karena keduanya menjadi pendukung terlaksananya berbagai
aktivitas belajar siswa.
Guru tidak
mungkin melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam praktek menggunakan
komputer apabila di sekolah itu tidak tersedia computer. Demikian juga halnya
guru tidak mungkin menyuruh siswa-siswa mengadakan pengamatan terhadap tanaman,
jika di sekolah/sekitar sekolah tidak ada taman
3. Kemampuan dan perkembangan siswa
Dalam program pengajaran, baik program semester maupun
program mingguan/harian dapat dipandang sebagai suatu skenario tentang apa yang
harus dipelajari siswa dan bagaimana mempelajarinya. Agar materi dan Cara
belajar ini sesuai dengan kondisi siswa, maka penyusunan program rencana
pembelajaran perlu disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa.
Keluasan dan kedalaman materi pelajaran serta aktivitas belajar yang
direncanakan guru perlu disesuikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa.
Secara umum, siswa dalam satu kelas terbagi atas tiga kelompok, yaitu kelompok
pandai atau cepat belajar, sedang dan kelompok kurang atau lambat belajar.
Bagian yang terbanyak adalah yang kelompok sedang, maka penyusunan materi hendaknya
menggunakan kriteria sedang ini. Untuk mengatasi variasi pengetahuan siswa,
maka guru perlu menggunakan metode atau strategi mengajar yang bervariasi pula.
4. Keadaan Guru
Guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang
berkenaan dengan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Kalau pada suatu saat
seorang guru memiliki kekurangan, maka ia dituntut untuk segera
belajar/meningkatkan kemampuan dirinya. Bagi guru-guru yang masih sangat
sedikit pengalaman mengajarnya, perlu mendapat perhatian dengan diikutkan dalam
pelatihan-pelatihan sehingga kemampuannya dapat ditingkatkan.
BAB III
PENUTUPAN
A.
Kesimpulan
perencanaan
adalah usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai
aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitas tersebutkan
tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif.. Di sisi lain,
perencanaan dapat dikatakan sebagai usaha mencari penangggung jawab terhadap
berbagai rumusan kebijakan untuk dilaksanakan bersama sesuai dengan bidang masing-masing.
perencanaan pendidikan sebagai suatu proses
mempersiapkan seperangkat alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan yang
diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dengan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada dibidang ekonomi,sosial budaya
secara menyeluruh dari suatu negara
Daftar Pustaka
http://forumsejawat.wordpress.com/2011/02/01/perencanaan-pendidikan/
http://uray-iskandar.blogspot.com/2011/06/teori-perencanaan-pendidikan.html
http://tkampus.blogspot.com/2012/01/perencanaan-pendidikan.html
http://iirmakalahtarbiyah.blogspot.com/2010/08/makalah-perencanaan-pendidikantujuan.html
http://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/jenis-jenis-perencanaan-pendidikan/
Advertisement
Loading...