-->
PHP Dev Cloud Hosting
Transfer Belajar

Transfer Belajar

BAB I
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang
Transfer belajar terjadi apabila seseorang dapat menerapkan sebagian atau semua kecakapan-kecakapan yang telah dipelajari ke dalam situasi lain yang tertentu. Beberapa contoh sebagai penjelasan seseorang yang telah dapat menguasai bahasa belanda umpamanya, ia akan lebih mudah dan cepat mempelajari bahasa jerman. Kecakapan dan pengetahuan tentang gramatika dan idiom serta susunan kata-kata dalam bahasa belanda memudahkan orang itu untuk mempelajari bahasa jerman.
Demikianlah kita dapat mengatakan transfer belajar, apabila yang telah kita pelajari dapat dipergunakan untuk mempelajari yang lain. Biasanya transfer ini terjadi karena adanya persamaan sifat antara yang lama dengan yang baru, meskipun tidak benar-benar sama.
Selain transfer belajar dalam pendidikan juga diperlukan motivasi belajar. Guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasi di dalam membimbing belajar murid. Berbagai macam teknik misalnya, kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian dan celaan telah dippergunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar. Ada kalanya, guru-guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.



BAB II

PEMBAHASAN

A.  PengeraianTransfer Belajar

   Menurut L. D. CR-row and A. Crow:
“ The carry-over of thingking, feeling, or working, of knowledge of skills, from one learning area to another usually is referred to as the transfer of training.”
(Pemindahan-pemindahan kebiasaan berpikir, perasaan atau pekerjaan, ilmu pengetahuan atau keterampilan, dari suatu keadaan belajar ke keadaan belajar yang lain biasanya disebut transfer latihan/belajar).
Pemindahan hasil belajar itu sebenarnya bisa terjadi dari mata pelajaran satu ke mata pelajaran yang lain atau kehidupan nyata di luar sekolah.
Menurut Theory of identical element yang dikembangkan oleh E. L., Thorndike transfer positif biasanya terjadi bila ada kesamaan elemen antara materi yang lama dengan materi yang baru. Contoh: seorang siswa yang telah menguasai matematika akan mudah mempelajari statistika. Contoh lain yang lebih gambling ialah kepandaian mengendarai sepeda membuat orang mudah mempelajari sepeda motor
B.   Macam macam transfer belajar
1.    Transfer Positif
           Transfer positif adalah transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Transfer positif dapat terjadi dalam diri seseorang siswa apabila guru membantu untuk belajar dalam situasi tertentu yang mempermudah siswa tersebut belajar dalam situasi-situasi lainnya. Dalam hal ini, transfer positif menurut Barlow (1985) adalah learning in one situation helpful in other situations, yakni belajar dalam suatu situasi yang dapat membantu belajar dalam situasi-situasi lain.
           Transfer positif jika hasil belajar dalam satu mata pelajaran tertentu membantu terhadap mata pelajaransituasi yang lain.
2.    Transfer Negatif
           Transfer negative adalah transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Transfer negative dapat dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam situasi tertentu yang memilki pengaruh merusak terhadap keterampilan atau pengetahuan yang dipelajari dalam situasi-situasi lainnya. Pengertian ini diambil dari Educational Paycology: The Teaching-Learning Process oleh Daniel Lenox Barlow (1985) yang menyatakan bahwa transfer negative itu berarti, Learning in one situation has a damaging effect in other situations.
           Dengan demikian, pengaruh keterampilan atau pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa sendiri tak ada hubungannya dengan kesulitan keterampilan lainnya. Jadi, kesulitan belajar mengetik sepuluh jari seperti yang dicontohkan di atas belum tentu disebabkan oleh kebiasaan mengetik dua jari yang sebelumnya sudah dikuasai. Menghadapi kemungkinan terjadi transfer negative itu, yang penting bagi guru ialah menyadari dan sekaligus menghindarkan para siswanya dari situasi-situasi belajar tertentu yang diduga keras akan berpengaruh negative terhadap kegiatan belajar para siswa tersebut pada masa yang akan datang.
           Apabila hasil belajar dalam suatu bidang studi mengganggu, memperlambat atau mempersulit bidang studi lain itu dikatakan transfer negatif.
3.    Transfer Vertikal
          Transfer Vertikal adalah transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan atau keterampilan yang lebih tinggi. Transfer vertical (tegak lurus) dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tersebut dalam menguasai pengetahuan atau keterampilan yang lebih tinggi atau rumit. Misalnya, seorang siswa SD yang telah menguasai prinsip penjumlahan dan pengurangan pada waktu menduduki kelas 2 akan mudah mempelajari perkalian pada waktu dia menduduki kelas 3. Sehubungan dengan hal ini, penguasaan materi pelajaran kelas 2 merupakan prerequisite (prasarat) untuk mempelajari materi pelajaran kelas 3..
           Agar memperoleh transfer vertical guru sangat dianjurkan untuk menjelaskan kepada para siswa secara eksplisit mengenai faidah materi yang sedang diajarkannya bagi kegiatan belajar materi lainnya yang lebih kompleks. Upaya ini penting sebab kalau siswa tidak memiliki alasan yang benar mengapa ia harus mempelajari materi yang sedang diajarkan oleh gurunya itu (antara lain untuk transfer vertical), mungkin ia tak akan mampu memanfaatkan materi tadi untuk mempelajari materi lainnya yang lebih rumit. Padahal, learning in one situatin allows mastery of more complex skills in other situations(Barlow, 1985) yang berarti bahwa belajar dalam suatu situasi memungkinkan siswa menguasai keterampilan-keterampilan yang lebih rumit dalam situasi yang lain.
4.    Transfer Lateral
          Transfer lateral adalah transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan atau keterampilan yang sederajat. Transfer lateral dapat terjadi dalam diri seoarang siswa apabila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama kerumitannnya dalam situasi-situasi yang lain. Dalam hal ini, perubahan waktu dan tempat tidak mengurangi mutu hasil belajar siswa tersebut.
          Contoh: seorang lulusan STM yang telah menguasai teknologi “X” dari sekolahnya dapat menjalankan mesin tersebut di tempat kerjanya. Di samping itu, ia juga mampu mengikuti pelatihan menggunakan teknologi mesin-mesin yang lainnya yang mengandung elemen dan kerumitan yang kurang lebih sama dengan mesin “X” tadi. Alhasil, transfer lateral itu dapat dikatakan sebagai gejala wajar yang memang sangat diharapkan baik oleh pihak pengajar maupun pihak pelajar. Namun, idealnya hasil belajar siswa tidak hanya dapat digunakan dalam konteks kehidupan yang sama rumitnya dengan belajar, tetapi juga dapat digunakan dalam konteks kehidupan yang lebih kompleks dan penuh persaingan.
C.   Terjadinya Transfer Positif dalam Belajar
            Transfer positif, seperti yang telah diuraikan di muka, akan mudah terjadi pada diri seorang siswa apabila situasi belajarnya dibuat sama atau mirip dengan situasi sehari-hari yang akan ditempati siswa tersebut kelak dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah ia pelajari di sekolah. Transfer positif dalam pengertian seperti inilah sebenarnya yang perlu diperhatikan guru, mengingat tujuan pendidikan secara umum adalah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas inilah yang dapat didapat dari lingkungan pendidikan untuk digunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
            Sementara itu, menurut teori yang dikembangkan Thorndike, seperti yang telah penyusun singgung di muka, transfer positif hanya akan terjadi apabila dua materi pelajaran memiliki kesamaan unsure. Teori kesamaan unsure ini telah memberi pengaruh besar terhadap pola pengembangan kurikulum di Amerika serikat beberapa puluh tahun yang lalu (cross, 1974).
Hal-hal lain seperti kesamaan situasi dan benda-benda yang digunakan untuk belajar sebagaimana tersebut dalam teori Gagne, tidak dianggap berpengaruh. Untuk memperkuat asumsinya, Thordike memberi contoh, jika anda telah memecahkan masalah geometri (ilmu ukur) yang mengandung sejumlah huruf tertentu sebagai petunjuk, maka… you would not be able to transfer a geometry problem with a different set of letter (Anderson, 1990), anda tak akan dapat mentransfer kemammpuan memecahkan masalah geometri itu untuk memecahkan masalah geometri lainnya yang menggunakan huruf yang berbeda.
Transfer positif hanya akan terjadi pada diri seorang siswa apabila dua wilayah pengetahuanatau keterampilan yang dipelajari siswa tersebut menggunakan dua fakta dan pola yang sama, dan membuahkan hasil yang sama pula. Dengan kata lain, dua domain pengetahuan tersebut merupakan sebuah pengetahuan yang sama. Contohnya seorang siswa yang pandai dalam seni baca Al-Qur’an (qori) sangat mungkin dia mudah belajar tarik suara (menyanyi), karena dalam dua wilayah ketrampilan itu terdapat kesamaan struktur logika, yakni logika seni. Demikian pula halnya dengan siswa yang mudah menguasai bahasa dan sastra Indonesia, ia mungkin akan mudah menjadi pengarang.
D.   Teori-teori Transfer Belajar
            Secara umum para ahli berpendapat bahwa transfer dalam belajar itu bisa terjadi, akan tetapi, apa sebenarnya hakekat transfer itu dan bagaimana dalam belajar, mereka berbeda pendirian.
            Pendapat mereka secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut:
1.    Teori Disiplin formal atau Ilmu Jiwa Daya
          Bertititk tolak dari anggapan bahwa jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, daya mengingat, daya pikir dan lain-lain, maka mereka beranggapan bahwa transfer hanya bisa terjadi bila daya-daya tersebut dapat diperkuat dan disiplinkan dengan latihan-latihan yang keras dan terus menerus. Setelah daya-daya itu terlatih maka akan mudah terjadi transfer secara otomatis ke bidang-bidang lain.
          Misalkan seorang anak yang semenjak kecil melatih diri cara-cara melempar dengan tepat. Mula-mula ia berlatih melempar-lempar dengan batu, kemudian di sekolah ia sering bermain kasti, sehingga terlatih pula melempar dengan bola. Menurut teori daya, anak yang telah terlatih daya melemparnya dengan baik, nantinya jika ia telah dewasa dan menjadi tentara, dapat menjadi pelempar granat yang baik. Contoh lain murid-murid dilatih belajar sejarah. Dengan mempelajarai pelajaran sejarah tidak boleh tidak daya ingatannya sering dipergunakan untuk mengingat-ingat bermacam-macam peristiwa, dan sebagainya. Ingatan anak itu makin terlatih dan makin baik terhadap pelajaran itu. Maka menurut pendapat teori daya, daya ingatan yang telah terlatih baik bagi pelajaran itu dapat digunakan pula (ditransferkan) kepada pekerjaan lain.
2.    Teori Elemen Identik atau Ilmu JIwa Asosiasi
       William James dan Erward Thorndike tidak sependapat dengan pandangan sekelompk ahli jiwa daya, kedua tokoh ini lalu mengkritik antara lain sebagai berikut:
a.    Daya ingat tidak dapat diperkuat melalui latihan.
b.    Pelajaran bahasa latin misalnya tidak akan menaikkan IQ.
c.    Ilmu-ilmu dalam bidang tertentu (bila ditunjuk dengan istilah Ilmu Jiwa Daya mereka telah terlatih) ternyata lemah dan tidak mampu mengamati dalam bidang-bidang lain, ini berarti transfer secara otomatis tidak terjadi.
                   Kemudian kelompok asosiasi ini berpendapat bahwa transfer hanya akan terjadai bila dalam situasai yang baru terdapat unsur-unsur yang sama (identical elements) dengan situasi terdahulu yang telah dipelajari, misalnya individu yang telah lihai naik sepeda motor Honda, ia tidak akan mengalami kesulitan bila mengendarai sepeda motor merk Suzuki, karena sepeda motor ini mempunyai banyak unsure yang sama. Maka bila sekolah menghendaki terjadinya trarnsfer, bahan-bahan pelajaran harus dan mempunyai unsure-unsur kesamaan dengan kehidupan masyarakat.
3.    Teori Generalisasi
       Peletak pandangan ini adalah Charles Judd, ia beranggapan bahwa transfer bisa terjadi bila situasi baru dan situasi lama yang telah dipelajari mempunyai kesamaan prinsip, pola atau struktur, tidak kesamaan unsure-unsur. Seseorang memahami prinsip demokrasi akan mampu mengamalkan dalam situasi yang berbeda, demikian pula prinsip ekonomi, hokum, pendidikan dan lain-lain.
       Ketiga teori tersebut sampai sekarang masih menunjukkan kebenaran, kemampuan berpikir logis, sistematis, ternyata cukup membantu di bidang-bidang lain (Ilmu Jiwa Daya). Unsure-unsur yang sama atau pola-pola yang mirip bila dipahami betul orang pun tertolong dalam menghadapi situasi yang sama sekali baru (elemen identik dan generalisasi).
E.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Transfer
1.    Intelegensi
       Individu yang lancer dan pandai biasanya segera mampu menganalisa dan melihat hubungan-hubungan logis, ia segera melihat unsure-unsur yang sama serta pola dasar atau kaidah hukum, sehingga sangat mudah terjadi transfer.


2.    Sikap
         Meskipun orang mengerti dan memahami sesuatu serta hubungannya dengan yang lain, tetapi pendirian atau kecenderungannya menolak atau sikap negatif, maka transfer tidak akan terjadi, demikian sebaliknya
3.    Materi Pelajaran
4.    Biasanya mata pelajaran yang mempunyai daerah berdekatan misalnya matematika dengan statistic, Ilmu Jiwa Sosial dengan Sosiologi, lebih mudah terjadi transfer.
5.    Sistem Penyampaian Guru
       Pendidikan yang senantiasa menunjukkan hubungan antara pelajaran yang sedang dipelajari dengan mata pelajaran lain atau dengan menunjuk ke keehidupan nyata yang dialami anak, biasanya lebih membantu terjadinya transfer.


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Transfer belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari kata, yaitu transfer dan belajar. Transfer adalah kata pungut dari bahasa inggris, yaitu pemindahan. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa-raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Pendidikan yang senantiasa menunjukkan hubungan antara pelajaran yang sedang dipelajari dengan mata pelajaran lain atau dengan menunjuk ke keehidupan nyata yang dialami anak, biasanya lebih membantu terjadinya transfer

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Transfer Belajar. http://tikusijo.blogspot.com /2012/10/transfer-belajar.html. Diakses pada tanggal 11 april 2013

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Mahmud. 2013. Makalah Transfer Belajar. http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/02/transfer-belajar-pengertian -macam-macam_20.html. Diakses pada tanggal 11 april 2013

Muhibbin ,Syah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Pujilestari, Sri Suko. 2011. Transfer Belajar. http://srisukopujilestari. blogspot.com/2011/07/transfer-belajar.html. Diakses pada tanggal 11 april 2013

Rosian, Rifky. 2011. Transfer dalam Belajar. http://www.docstoc.com /docs/71162344/TRANSFER-DALAM-BELAJAR. Diakses pada tanggal 11 april 2013
makalah07.blogspot.com/2012/05/transfer-dan-motivasi-belajar.html, Diakses pada tanggal 11 april 2013

http://opinisaya.net/transfer-dalam-belajar.xhtml. Diakses pada tanggal 11 april 2013
Advertisement
Loading...
Loading...
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar

Berikanlah Komentar Anda Tentang Artikel Di atas
Berkomentar dengan sopan dan jangan lupa LIke FansPagenya
Jangan spam (komentar dengan link aktif), bila ada link aktif saya akan hapus komentar anda