Tujuan Pendidikan sebagai Dasar Perencanaan Pendidikan
Mengenai
tujuan pendidikan, menurut Klaus Mollenhaver yang memunculkan “Teori
Interaksi” dalam Nur Uhbiyati (1997:3) menyatakan bahwa “di dalam pendidikan
itu selalu ada (dijumpai) mengenai masalah tujuan pendidikan”. Dari pendapat
ini maka terlihat jelas bahwa perencanaan sendiri sangat penting untuk
penentuan arah pendidikan, dengan mempertimbangkan metode-metode yang tepat
dalam proses pendidikan.
Dalam masalah persiapan perencanaan
pendidikan, menurut Udin Syefuddin dan Abi Syamsuddin (2005:11) terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan pendidikan, di
antaranya:
1. Perencanaan
dilakukan untuk kemajuan di masa depan.
2. Strategi-strategi untuk menunjang kemajuan pendidikan.
3. Perenacanaan bukan berdasarkan manipulasi, kira-kira,
atau teoritis saja, tapi juga harus menggunakan fakta dan data-data yang
konkrit.
4. Memperhatikan kebenaran-kebenaran yang berkaitan
dengan kondisi serta pelaksanaannya.
5. Adanya tidakan nyata dalam proses pelaksanaan
Setelah memperhatikan hal-hal yang harus
diperhatikan perencanaan pendidikan, maka seorang perencana pendidikan akan
memeproleh suatu tujuan sebagai dasar perencanaan pendidikan, di antaranya
tujuan pendidikan sebagai dasar perencanaan pendidikan, yaitu:
1. Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian rencana
pendidikan.
2. Untuk menghindari terjadinya pemborosan sumber daya.
3. Untuk pengembangan Quality Assurance.
4. Untuk memenuhi accountability kelembagaan.
Dalam
bukunya “perencanaan pengajaran”, Harjanto (2006:2) menyatakan bahwa ada enam
pokok pikiran yang terkandung di dalam sesuatu perencanaan pendidikan, yaitu:
1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa
depan yang diinginkan.
2. Membandingkan antara masa sekarang dengan masa depan
apakah terjadi peningkatan atau tidak.
3. Jika tidak ada peningkatan, maka perlu dilakukan
usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan terhadap diri sendiri
ataupun anak didik.
4. Ada alternatif atau pilihan lain jika pilihan yang
kita tuju gagal.
5. Merinci
alternatif yang dipilih sebagai pedoman pengambilan keputusan bila akan
dilaksanakan.
Dengan adanya planning atau perencanaan
khususnya dalam bidang pendidikan maka arah atau tujuan pendidikan juga akan
jelas atau pasti, begitu juga dengan pendidikan.
Maka harus ada keseimbangan
komponen-komponen yang mendukung perencanaan pendidikan itu sendiri,
komponen-komponen itu adalah:
1. Individu peserta didik yang memiliki potensi untuk
berkembang dan dikembangkan semaksimal mungkin.
2. Situasi yang mendukung, yang berkaitan dengan
komunikatif antara pendidik dan peserta didik.
3. Adanya upaya yang disengaja, terencana, efektif,
efisien, kreatif, dan produktif.
4. Adanya struktur sosio-kultural yang berupa norma
masyarakat dan budaya yang ada serta religi.
5. Adanya tujuan yang telah disepakati dan tujuan itu
diharapkan bisa membawa kemajuan bukan kemunduran dan tidak melanggar norma.
Advertisement
Loading...