NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM
Syeikh Taqiyyudin An Nabhani
mengatakan “Nasionalisme tidak bertolak dari ide yang lahir melalui proses
berpikir yang benar dan sadar. Maka dari itu, nasionalisme bukan ide yang layak
untuk membangkitkan umat manusia. Sebab dalam suatu kebangkitan, diperlukan
suatu pemikiran yang menyeluruh (fikrah kulliyah) tentang kehidupan, alam
semesta, dan manusia, serta pemikiran tertentu tentang kehidupan untuk
memecahkan problem kehidupan” (Taqiyuddin An Nabhani, 1953)
Nasionalisme terbukti menghilangkan
kepedulian umat sehingga kaum Muslim menjadi lemah. Negeri-negeri Islam menjadi
santapan empuk bangsa-bangsa imperialis. Namun, mereka menghadapi persoalan itu
hanya dengan sendiri-sendiri. Kesadaran bahwa umat Islam itu ibarat satu tubuh
pun telah meluntur. Padahal persaudaraan mereka berjumlah lebih dari satu
miliar manusia.
Nasionalisme inilah yang menyebabkan
Palestina terus dinistakan oleh bangsa zionis Israel. Kaum zionis tahu,
sistem nation-state yang terapkan di negeri-negeri Muslim
adalah benteng penghalang umat Islam untuk membantu saudaranya. Sebagai misal,
baru-baru ini berita menyedihkan datang dari Mesir. Pasukan Presiden Mursy
membanjiri terowongan akses Gaza ke Mesir. Akibatnya, warga kedua wilayah
tersebut tidak dapat lagi menyelundupkan makanan dan logistik ke Gaza
melalui terowongan yang penuh dengan air. (Hizbut-tahrir.or.id, 27/02).
Demikian pula terjadi dengan
saudara-saudara di Irak, Afganistan, Suriah hingga Rohingnya. Para penguasa di
negeri Muslim paling banter membela mereka hanya sebatas retorika belaka.
Mereka enggan mengirimkan tentaranya untuk mengusir penjajah dan penista. Di
sisi lain, sebagian besar umat Islam pun bahkan tidak peduli lagi karena
menganggap urusan dalam negeri lebih penting ketimbang mengurusi negara lain.
Pandangan Islam mengenai faham
nasionalisme
Berdasarkan uraian fakta sejarah
diatas, dapatlah disimpulkan bahwa Faham Nasionalisme adalah Racun yang akan
membawa Umat Islam pada jurang perpecahan yang dalam. Islam telah menentang dan
mengharamkan ide nasionalisme tersebut bukan hanya karena fakta sejarah
Nasionalisme itu merusak. Lebih dari itu secara landasan dalil Nasionalisme
haram karena bertentangan dengan prinsip persatuan umat yang diwajibkan oleh
Islam. Persatuan umat adalah wajib, sementara perpecahan umat adalah haram.
Kaum muslimin adalah satu kesatuan,
yang wajib diikat oleh kesamaan aqidah (iman), bukan oleh kesamaan bangsa.
Allah Shubhanahu waTaála berfirman :
Sesungguhnya orang-orang beriman
adalah bersaudara.(Al Hujurat : 13)
Dalam Piagam Madinah (Watsiqoh Al
Madinah) disebutkan kewajiban umat untuk menjadi satu kesatuan : Dengan nama
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ini adalah kitab (perjanjian)
dari Muhammad Nabi Shallallahu Álaihi waSallam antara orang-orang mu`min dan
muslim dari golongan Quraisy dan Yatsrib. Sesungguhnya mereka adalah umat yang
satu (ummah wahidah), yang berbeda dengan orang-orang lain (Lihat Sirah Ibnu
Hisyam, juz 2 hal. 119).
Rasulullah Shallallahu Álaihi
waSallam pun telah mengharamkan ikatan ashabiyah, termasuk nasionalisme :
“Bukan termasuk Ummatku orang yang
mengajak pada Ashabiyah,dan bukan termasuk ummatku orang yang berperang atas
dasar Ashabiyah,dan bukan termasuk ummatku orang yang mati atas dasar
Ashabiyah.“(HR.Abu Dawud).
Islam tidak mengenal dengan namanya
nasionalisme bahkan paham ini jelas harus dijauhi, tidak boleh diperjuangkan.
Paham seperti ini dalam al-quran dikenal dengan ashabiyah. Rasulullah
mempersatukan kaum muhajirin dan anshor dengan satu landasan yaitu akidah Islamiyah.
Bukan karena landasan nasionalisme atau yg lainya. Rasulullah mengumpamakan
kita seperti satu tubuh yang saling melengkapi satu sama lain.
Ketika masyarakat dan negara Islam
baru tumbuh di kota Madinah. Dan kedudukan politik dan kekuatan ekonomi mereka
menggeser kepentingan dan posisi kaum Yahudi, maka Yahudi membuat makar. Salah
seorang tokoh Yahudi yang bernama Syas bin Qais yang sangat benci dengan
bersatunya dua suku besar penghuni kota Madinah Aus dan Khazraj dalam ikatan
Islam, membuat makar dengan mengirim seorang penyair agar membacakan
syair-syair Arab Jahiliyah yang biasa mereka pakai dalam perang Buats. Perang
Buats adalah perang yang terjadi selama 120 tahun (Ibnu Ishaq dalam Tafsir Al
Mawardi) antara kaum Aus dan Khazraj. Dan selama musim perang tersebut, pihak
Yahudilah yang mengambil keuntungan politik maupun ekonominya.
Penyair suruhan Syas berhasil
mempengaruhi jiwa sekumpulan kaum Anshar dari kalangan Aus dan Khazraj di suatu
tempat di kota Madinah. Syair jahiliyah tersebut mengantarkan mereka kepada
perasaan kebanggaan dan kepahlawanan mereka di masa jahiliyah dalam medan
perang Buats. Perasaan kebangsaan dan kepahlawanan kaum Aus maupun Khazraj itu
memuncak hingga mereka lupa bahwa mereka sesama muslim. Yang Aus merasa Aus dan
yang Khazraj merasa Khazraj. Dalam puncak emosi perang itu mereka akhirnya
berteriak-teriak histeris ”Senjata-senjata!”.
Dalam situasi kritis itulah,
Rasulullah datang bersama pasukan kaum muslimin untuk melerai mereka.
Rasulullah Shallallahu Álaihi waSallam bersabda:“Wahai kaum muslimin, apakah
karena seruan jahiliyah ini (kalian hendak berperang) padahal aku ada di
tengah-tengah kalian. Setelah Allah memberikan hidayah Islam kepada kalian. Dan
dengan Islam itu Allah muliakan kalian dan dengan Islam Allah putuskan urusan
kalian pada masa jahiliyyah. Dan dengan Islam itu Allah selamatkan kalian dari
kekufuran. Dan dengan Islam itu Allah pertautkan hati-hati kalian. Maka kaum
Anshar itu segera menyadari bahwa perpecahan mereka itu adalah dari syaithan
dan tipuan kaum kafir sehingga mereka menangis dan berpelukan satu sama lain.
Lalu mereka berpaling kepada Rasulullah Shallallahu Álaihi waSallam. dengan
senantiasa siap mendengar dan taat…” (Sirah Ibnu Hisyam Juz 1/555).
Dan marilah kita memperhatikan
firman Allah Shubhanahu WaTa ála : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang
yang ber-saudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran 103).
Demikianlah, telah terungkap dengan
jelas apa itu Ide Nasionalisme, dan akibat buruk apa yang telah diderita kaum
muslimin dengan faham Nasionalisme tersebut. Kita bisa menyimpulkan bahwa
Nasionalisme adalah salah satu ide jahiliyyah yang kufur, kaum muslimin haram
mengambil, menerapkan maupun menyebarkan faham ini. Wallahuálam.
Advertisement
Loading...